EKBIS.CO, JAKARTA-- Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen — 4,9 persen pada 2024. Hal ini dikarenakan adanya banyak tantangan ekonomi global dan memasuki tahun politik. Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan pada tahun depan sudah memasuki tahun politik, kecenderungan kelas menengah atas lebih menahan belanja dan sektor investasi cenderung rendah.
“Kita melihat tahun politik pada 2018 ke 2029 misalnya pertumbuhan kredit menurun atau lebih rendah, jadi investor lebih wait dan see. Maka diprediksi (ekonomi) hanya 4,8 persen — 4,9 persen pada 2024 dengan catatan pemilihan umum berjalan dengan damai,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Jumat (16/6/2023).
Bhima menyebut pemerintah tidak mampu mencapai pertumbuhan ekonomi di atas lima persen pada 2024. Hal ini juga dikarenakan banyak lembaga internasional yang merevisi partner utama perdagangan seperti China, Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
“Banyak lembaga internasional sudah banyak mengingatkan partner utama perdagangan seperti China, Jepang, Amerika, Eropa direvisi pertumbuhan ekonomi ke bawah, booming harga komoditas sudah mulai berakhir misal harga batubara, cpo, minyak, nikel,” ucapnya.
“Kemarin ada bantuan pasca pandemi dengan booming harga komoditas, namun ketika harga komoditas mulai turun maka variabel yang mendorong perekonomian di atas lima persen kurang terutama dari sisi ekspor jadi mengandalkan apa? belanja pemerintah tapi porsinya hanya sembilan persen dari produk domestik bruto dan gerakan lebih besar konsumsi, investasi, dan ekspor,” ucapnya.
Berikut rincian asumsi makro 2024:
- Pertumbuhan ekonomi 5,1 persen — 5,7 persen
- Inflasi 1,5 persen — 3,5 persen
- Nilai tukar rupiah Rp 14.700 — Rp 15.200 per dolar AS
- Suku bunga surat berharga negara 10 tahun 6,49 persen — 6,91 persen
- Harga minyak mentah Indonesia 75 dolar AS — 80 dolar AS per barel
- Lifting minyak bumi 615 ribu — 640 ribu barel per hari
- Lifting gas bumi 1.030 ribu — 1.036 ribu barel setara minyak per hari