Kamis 22 Jun 2023 16:42 WIB

Ini Alasan Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,5 Persen

Fokus kebijakan akan diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Suasana Kota Jakarta, Kamis (22/6/2023). Bank Indonesia mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75 persen.
Foto:

Kendati demikian, Bank Indonesia memperkirakan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat masih akan tinggi. Hal ini karena inflasi yang masih jauh dari target dua persen. 

“Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 2,7 persen dengan risiko perlambatan terutama di AS dan Cina,” ucapnya.

Menurut Perry, kebijakan moneter juga masih ketat di Eropa, sedangkan di Jepang masih longgar. Sementara itu, di Cina pertumbuhan ekonomi juga tidak sekuat prakiraan di tengah inflasi yang rendah sehingga mendorong pelonggaran kebijakan moneter.

"Pemulihan ekonomi di negara berkembang lain, seperti India, tetap kuat didorong oleh permintaan domestik dan ekspor jasa," ucapnya.

Kondisi ekonomi di negara maju dan berkembang tersebut mendorong nilai tukar dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara maju, tetapi menguat terhadap mata uang negara berkembang. Adapun perkembangan tersebut memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan terhadap ketahanan eksternal negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung oleh permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor. Kenaikan konsumsi rumah tangga berlanjut didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi.

 

"Pertumbuhan ekonomi (Indonesia) 2023 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5 persen-5,3 persen,” ucapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement