EKBIS.CO, PONTIANAK -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat memantau potensi inflasi di tengah libur panjang Idul Adha. Sebab, libur panjang berpotensi mengerek harga tiket transportasi udara.
Ia mengatakan, salah satu penyumbang inflasi saat hari besar keagamaan yakni dari angkutan udara. Apalagi saat ini Idul Adha bersamaan libur sekolah. Mobilitas angkutan udara dipastikan akan meningkat dari hari biasa.
"Itu mendorong harga tiket naik. Dengan demikian inflasi juga sejalan," Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Nur Asyura Anggini Sari, Senin (26/6/2023).
Menurut dia, meski ada kemungkinan terjadi inflasi ada Juni dan Juli 2023 faktor hari besar keagamaan dan libur sekolah, namun semua masih terkendali.
"Ditargetkan inflasi 3 persen plus 1 persen. Sejauh ini masih aman," kata dia memaparkan.
Terkait pasokan pangan, Nur memastikan berbagai pihak siap mengawal pasokan dan distribusi pangan dalam menghadapi kebutuhan Hari Raya Idul Adha.
"Setiap momen hari besar keagamaan termasuk Idul Adha kebutuhan pangan meningkat dari hari biasa. Untuk memenuhi itu, ketersediaan dan distribusi pangan harus dikawal. Semua pihak berperan," kata dia.
Nur menambahkan, KPw BI Kalbar bersinergi dengan pemerintah daerah melakukan langkah nyata seperti operasi pasar. Dari informasi pemerintah daerah komoditas pangan strategis seperti beras dan lainnya cukup.
"Operasi pasar, gelar pangan murah dan lainnya yang digelar pemerintah daerah mampu mengendalikan inflasi," kata dia.
Pada Mei 2023 gabungan 3 kota IHK di Kalbar mengalami inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) sebesar 3,91 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar116,14.
Sedangkan untuk bulan ke bulan (mtm) sebesar 0,36 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,72 pada April 2023 menjadi 116,14 pada Mei 2023.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Mei 2023, antara lain bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, beras, mobil, daging babi, air kemasan, telur ayam ras, dan solar.
Sedangkan komoditas memberikansumbangan deflasi yoy, antara lain: sawi hijau, minyak goreng, ketimun, cabai rawit, daging ayam ras, ikan ambu-ambu, cumi-cumi, ikan baung, wortel, dan cabai merah.