EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Malaysia mencatat peningkatan surplus perdagangan 21,4 persen pada bulan Mei 2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), menurut Departemen Statistik Malaysia (DOSM), di Putrajaya, Rabu (28/6/2023). Secara total laporan DOSM menyebutkan perdagangan Malaysia pada Mei 2023 bernilai 223,8 miliar ringgit (sekitar Rp 718,9 triliun), dengan ekspor dan impor masing-masing senilai 119,6 miliar ringgit (setara Rp 384,18 triliun) dan 104,2 miliar ringgit (sekitar Rp 334,7 triliun).
Dan pada Mei 2023 ini, menurut badan statistik itu, surplus perdagangan Malaysia meningkat 21,4 persen yoymenjadi 15,4 miliar ringgit (sekitar Rp 49,47 triliun). Tercatat ada sembilan negara bagian mengalami surplus perdagangan pada periode tersebut, yakni Penang, Sarawak, Johor, Sabah, Wilayah Persekutuan Labuan, Kelantan, Kedah, Pahang dan Terengganu.
DOSM menyebutkan ekspor pada Mei 2023 turun sebesar 884,4 juta ringgit (sekitar Rp 2,8 triliun) atau minus 0,7 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ekspor dipengaruhi oleh ekspor yang lebih rendah di sebagian besar negara bagian seperti yang terjadi di Penang, Sabah, Sarawak, Pahang, Wilayah Persekutuan Labuan, Terengganu, Perak dan Johor. Namun demikian, DOSM masih mencatat peningkatan nilai ekspor di Selangor, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Kedah, Negeri Sembilan, Melaka, Kelantan dan Perlis.
Penang tetap menjadi eksportir utama dengan kontribusi sebesar 29,0 persen, diikuti oleh Johor sebesar 21,1 persen, Selangor 18,5 persen, Sarawak 8,1 persen dan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur 5,8 persen.
Beralih ke kinerja impor per negara bagian, Departemen Statistik Malaysia menyebutkan bahwa impor pada Mei 2023 juga turun sebesar 3,8 miliar ringgit (sekitar Rp 12,2 triliun) atau minus 3,3 persen yoy. Penurunan impor disebabkan oleh penurunan impor di sebagian besar negara bagian, yaitu di Penang, Kedah, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Perak, Wilayah Persekutuan Labuan dan Pahang.
Sedangkan sembilan negara bagian mencatat peningkatan impor yaitu Selangor, Johor, Melaka, Sarawak, Terengganu, Negeri Sembilan, Sabah, Perlis dan Kelantan. Selangor terus mendominasi impor Malaysia dengan 28,1 persen, diikuti oleh Johor mencapai 22,2 persen, Penang 19,7 persen, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur 8,7 persen dan Kedah 4,8 persen.