EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemilik jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, akan menggelar penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Langkah ini ditempuh setelah Perseroan berhasil melewati krisis pandemi Covid-19.
Dari sisi kinerja keuangan, Cinema XXI mampu meningkatkan pendapatan menjadi Rp 4,40 triliun pada 2022 dari Rp 1,28 triliun di 2021. Meski menigkat, perolehan tersebut masih belum pulih dari saat sebelum pandemi yang mencapai Rp 6,8 triliun 2019.
"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19," ungkap Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Hans Gunadi, Jumat (7/7/2023).
Adapun pendapatan Rp 4,40 triliun di 2022 setara dengan 64 persen perolehan pendapatan di 2019. Pendapatan terutama ditopang penjualan tiket bioskop 61 persen, penjualan makanan dan minuman 33 persen, iklan 3 persen dan digital platform 3 persen.
Dengan meningkatnya pendapatan, Cinema XXI berhasil mencetak laba bersih Rp 506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp 354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp 1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp 329 miliar pada 2021.
Perseroan optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Menurut Hans, hal tersebut didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar.
"Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis dimana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi juga mendukung pertumbuhan bisnis kami," kata Hans.