Selasa 11 Jul 2023 10:24 WIB

PKT Ubah Limbah Cangkang Rajungan Jadi Pupuk Kitosan Cair

Inovasi kitosan cair berawal dari cukup tingginya produksi limbah rajungan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
 Pekerja mengupas cangkang Rajungan. PKT ubah limbah cangkang rajungan menjadi pupuk cair kitosan.

Rahmad menyampaikan kelompok ini memberdayakan ibu rumah tangga hingga pemuda setempat, untuk melakukan pemilahan cangkang kepiting dan rajungan sebelum diolah menjadi kitosan cair. Secara bertahap Pupuk Kaltim memberikan pendampingan dan pembekalan keterampilan bagi anggota kelompok dalam mengelola limbah kepiting dan rajungan, untuk selanjutnya diolah menjadi produk kitosa, mulai dari cara memilah limbah, manajemen usaha hingga pelatihan produksi dan pemasaran. 

"Prosesnya berjalan dua tahun lebih, menggandeng berbagai instansi maupun rumah produksi serupa di Indonesia. Langkah ini secara tidak langsung turut meningkatkan komitmen dan kesadaran masyarakat, hingga perlahan berdampak terhadap intensitas pembuangan limbah ke laut yang semakin ditekan," kata Rahmad. 

Dalam satu bulan, lanjut Rahmad, rumah produksi ini mampu mengolah 150 Kg limbah rajungan dengan hasil rata-rata 60 Kg berbentuk kitin. Dari total tersebut dihasilkan sekira 40 liter kitosan. Produk ini juga sudah mendapat paten berupa penambahan asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut kitosan menjadi pupuk cair, serta izin UKL-UPL dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang untuk aktivitas produksi. 

Pupuk Kaltim pun melibatkan berbagai pihak pada proses pengujian efektivitas kitosan, seperti Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (LP-PBBI) dan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. 

"Selain itu Pupuk Kaltim juga melakukan kesinambungan pengujian, untuk memastikan produk memenuhi standar mutu dan efektivitas dalam merangsang pertumbuhan tanaman," ucap Rahmad. 

Hingga kini, kelompok Cangkang Salona telah mereduksi limbah cangkang rajungan hingga 920 Kg. Hal ini menjadi salah satu pencapaian besar dalam mengurangi limbah sampah rajungan di perairan Kota Bontang. Rahmad menyebut produk pupuk cair dengan merek dagang "Kitosan Salona" tersebut juga telah lulus uji kualitas, serta dinilai efektif mendorong produktivitas pertumbuhan tanaman mulai awal pertumbuhan, termasuk mampu mengurangi intensitas hama dan penyakit. 

"Selain menekan limbah, program ini sekaligus upaya menstimulan masyarakat binaan melalui kegiatan produktif untuk menambah insentif melalui penjualan produk kitosan salona," kata Rahmad.

Inovasi tersebut  mengantarkan Pupuk Kaltim meraih Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2023 kategori Social Empowerment, yang diterima secara virtual dari Phnom Penh,  Kamboja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement