EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memiliki pandangan yang konstruktif bagi pasar obligasi dan saham Indonesia ke depan.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatakan, pasar obligasi dapat menjadi pertimbangan bagi investor dengan profil risiko yang lebih konservatif. Sebab, kondisi makroekonomi yang kondusif dengan inflasi terus melandai dan kebijakan suku bunga sudah di puncak merupakan iklim yang suportif bagi kinerja pasar obligasi.
"Kondisi fiskal pemerintah yang sehat dengan kemungkinan penerbitan SBN dikurangi juga menjadi faktor positif bagi pasar obligasi," kata Katarina melalui keterangan tulis, belum lama ini.
Sementara itu kelas aset saham dapat dipertimbangkan untuk investor dengan profil lebih agresif, atau sebagai booster bagi portofolio investor. "Kami melihat saham merupakan kelas aset yang undervalued sepanjang tahun ini," kata dia.
Karena secara fundamental, kinerja emiten dalam pasar saham mencatat kinerja yang positif di kuartal pertama. Investor asing juga memiliki pandangan positif terhadap pasar saham Indonesia. Hal itu tecermin dari pembelian bersih asing mencapai 1,1 miliar dolar AS tahun ini per Juni 2023.
Namun sayangnya faktor-faktor tersebut belum diapresiasi oleh pasar. Valuasi pasar saham telah turun ke level yang atraktif dengan forward PE ratio di kisaran 12x. Angka itu di bawah rata-rata jangka panjang di kisaran 15x yang memberikan entry point menarik bagi investor.
"Kami melihat pertumbuhan konsumsi domestik di semester kedua dan sinyal The Fed sudah mencapai puncak kebijakan suku bunga berpotensi menjadi katalis yang dapat menggerakkan kinerja pasar saham," kata Katarina.