EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyiapkan jurus dalam menghadapi ketatnya persaingan di bisnis bank digital. Salah satu strategi yang bakal diterapkan secara konsisten adalah memperbanyak kolaborasi, sehingga aplikasi Jago mampu tertanam di lebih banyak ekosistem digital.
“Sebagai bank berbasis teknologi (tech-based bank) Bank Jago tidak memiliki strategi untuk membesarkan atau membangun sendiri ekosistem digital. Keunikan Bank Jago terletak pada prinsip life-centric yang mampu tertanam dalam ekosistem. Jadi, fokus kami mengintegrasikan aplikasi Jago ke banyak aplikasi digital,” kata Head of Sustainability and Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono dalam forum diskusi di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Andy menjelaskan, keahlian Bank Jago adalah menyiapkan solusi finansial dalam bentuk produk dan jasa layanan keuangan berbasis aplikasi. Sementara, expertise membangun ekosistem dimiliki oleh perusahaan platform digital. Mereka inilah yang punya kemampuan memahami dan melayani para pengguna dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari melalui aplikasi.
“Jadi, kami tidak punya aspirasi menciptakan atau membesarkan ekosistem sendiri. Fokus kami adalah membangun kolaborasi agar aplikasi Jago bisa terintegrasi di banyak aplikasi digital lain,” katanya.
Dalam memperluas kolaborasi, Bank Jago selalu mencermati kebutuhan dan keinginan setiap nasabah dalam kehidupan sehari-harinya. Hasil survei internal selalu menunjukkan, konsumen sering menggunakan aplikasi digital untuk memesan makanan, memesan transportasi, penerbangan, hotel, belanja, hingga melakukan investasi.
“Karena keseharian mereka berada di dalam ekosistem digital, bank perlu hadir di sana sebagai penyedia transaksi keuangan. Maka itu Bank Jago memiliki aspirasi untuk hadir di berbagai aplikasi digital yang digunakan orang dalam kehidupan sehari-harinya,” katanya.
Hingga saat ini, aplikasi Jago sudah tertanam dalam ekosistem GoTo, reksadana online Bibit, Sekuritas Stockbit dan BFI Finance. Selain itu, Jago juga menjalin kemitraan dengan banyak mitra di fintech lending dan institusi finansial lain.
Kolaborasi ekosistem juga digencarkan bank digital lainnya. Antara lain Seabank dengan platform niaga daring Shopee, Superbank dengan Grab dan Emtek dan Allo bank dengan peritel Transmart serta afiliasinya. Kolaborasi bank digital dengan fintech lending juga dilakukan oleh Neo Commerce dengan Akulaku dan Krom Bank dengan Kredivo.
Kemampuan bank digital terintegrasi dengan ekosistem menjadi faktor kunci karena memungkinkan bank melakukan ekspansi secara cepat dan efisien. Mereka tidak perlu lagi mengikuti peta jalan bank besar di masa lalu, seperti membangun ratusan kantor cabang serta merekrut ribuan karyawan.