Perdagangan antara Jerman dan Cina naik pada tahun lalu. Hal ini menjadikan Cina sebagai mitra dagang terpenting Jerman selama tujuh tahun berturut-turut, kendati ada peringatan politik di Berlin tentang ketergantungan yang berlebihan terhadap Cina.
Menurut data dari kantor statistik Jerman, total nilai barang yang diperdagangkan antara Jerman dan Cina mencapai 320 miliar dolar AS atau setara dengan 298 miliar euro pada 2022. Jumlah ini naik 21 persen dari 2021.
Pada 2022, Jerman mengimpor barang senilai 191 miliar euro dari Cina, atau sepertiga lebih banyak dari 2021. Sementara ekspor barang Jerman ke Cina hanya meningkat 3,1 persen menjadi sekitar 107 miliar euro. Secara keseluruhan, Jerman mengalami defisit perdagangan dengan Cina sekitar 84 miliar euro.
Beberapa politisi dan ilmuwan Jerman khawatir dengan saling ketergantungan kedua negara di beberapa daerah, mengingat pandangan mereka yang sangat berbeda tentang kebebasan sosial dan politik. Kepala Departemen Ekonomi Global di German Institute for Economic Research (DIW), Lukas Menkhoff mengatakan kepada Reuters, masalah utamanya adalah ketergantungan Jerman pada Cina untuk bahan baku penting, yang diperlukan untuk transisi ke energi dan transportasi yang lebih bersih.
Jerman mengimpor sekitar dua pertiga logam tanah jarang dari Cina. Logam ini sangat diperlukan untuk pembuatan baterai, semikonduktor, dan magnet di mobil listrik.
“Perang Rusia melawan Ukraina telah secara dramatis menunjukkan kepada kita bagaimana ketergantungan komoditas dapat digunakan sebagai pengaruh politik oleh rezim otokratis. Jika Cina menyerang Taiwan, ekonomi Jerman bisa mengalami masalah pasokan," kata Menkhoff.