EKBIS.CO, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (Core) menilai perekonomian Indonesia tidak akan berdampak akibat adanya isu boikot barang dagang Swedia dan Denmark. Adanya isu tersebut juga tidak akan berdampak terhadap kondisi perdagangan kedua negara tersebut.
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy mengatakan komposisi perdagangan antara Indonesia dan kedua negara tersebut relatif kecil, sehingga tidak memiliki dampak secara signifikan.
“Kalau kita bicara dampak ke perekonomian Indonesia sebenarnya isu tersebut tidak akan berdampak besar terhadap kondisi perekonomian di dalam negeri. Sama pun dengan dampak yang diberikan ke kondisi perdagangan antara Indonesia dengan kedua negara tersebut,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/7/2023).
Jika melihat konteks yang lebih luas, lanjut Rendy, setelah perang antara Rusia dan Ukraina adanya peningkatan eskalasi konflik geopolitik. Rendy mencontohkan antara Cina dan Taiwan kemudian antara Korea Selatan dan Korea Utara dan beberapa konflik geopolitik di Timur Tengah.
“Kondisi yang terkait dengan Swedia dan Denmark akan berpotensi menambah rentetan eskalasi dari konflik geopolitik yang bisa muncul karena sebelumnya. Kita tahu bersama bahwa di Prancis kondisi ketegangan negara tersebut itu sudah relatif berdampak ke perekonomian negara tersebut,” ucapnya.
Terakhir menurut Rendy munculnya masalah konflik yang berlatar belakang politik agama. Hal ini yang kemudian menurut tidak terlalu favorable bagi proses pemulihan ekonomi yang tengah dirasakan secara global.
“Apa yang terjadi di Swedia dan Denmark merembet ke negara lain maka selain tadi kita katakan konflik geopolitik yang semakin ini juga akan berdampak terhadap ketidakpastian dari proses pemulihan ekonomi global itu sendiri,” ucapnya.