EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku kelanjutan proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) merupakan proyek krusial bagi Indonesia. Memiliki cadangan minyak dan gas yang besar, pemerintah Indonesia berharap besar terhadap ENI atas pengembangan lapangan ini.
"Ini merupakan proyek yang penting bagi Indonesia. Alih kelola dari Chevron ke ENI merupakan momentum penting untuk negara," ujar Arifin di IPA Convex, Selasa (25/7/2023).
Arifin menjelaskan, proyek ini telah dikembangkan sejak 16 Agustus 2016. Produksi pertama di Lapangan Bangka menjadi batu lompatan pertama. Namun, masih ada beberapa lapangan seperti Lapangan Gendalo dan Gehem yang masih bisa dikembangkan secara besar untuk bisa diambil manfaatnya.
"Melalui produksi dari IDD ke depan maka bisa mendukung target 1 juta barel minyak produksi setiap harinya yang dicanangkan Pemerintah Indonesia," ujar Arifin.
ENI mengantongi kontrak PCS dari pemerintah. Melalui kemampuan ENI dalam mengelola lapangan migas laut dalam, pemerintah berharap ENI bisa segera memonitesisasi cadangan yang ada di IDD secara cepat.
"Saya harap ENI dapat memperluas investasi di subsektor migas, terutama di wilayah timur," tutur Arifin.
Arifin juga menyampaikan apresiasinya kepada Chevron atas kontribusi yang signifikan di industri migas Indonesia.
"Chevron telah mengembangkan bisnisnya di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Dari Riau Sumatera, hingga Kalimantan Timur. Saya harap Chevron dapat melanjutkan investasi dan kerja sama dengan Indonesia di sektor energi," pungkas Arifin.
Sebagai informasi, akuisisi ini merupakan langkah penting bagi ENI, terutama untuk mempercepat pengembangan proyek gas Gendalo dan Gandang dengan perkiraan cadangan gas alam sekitar 2 TCF. Ini merupakan tambahan bagi lapangan Gas Bangka yang telah berproduksi, penemuan Gehem dan Ranggas, serta potensi eksplorasi lainnya yang signifikan.
Selain itu, akusisi aset-aset Chevron di Indonesia dapat mempercepat pengembangan proyek IDD dan sejalan dengan strategi transisi energi yang dilakukan ENI. Gas dan LNG menjadi pilar utama untuk meningkatkan produksi gas alam menjadi 60 persen pada 2030, sejalan dengan permintaan dunia akan energi yang dapat diakses, rendah karbon, dan terjangkau.