EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) membukukan utang bersih yang turun dari 683 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada Desember 2022 menjadi 66,95 juta dolar AS pada semester I 2023. Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah di Jakarta, Kamis (27/7/2023), mengatakan, rasio utang bersih terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) perseroan menurun dari 74 persen menjadi 39 persen pada semester I 2023.
"Penurunan utang bersih yang diperkuat dengan peningkatan laba bersih selama semester I 2023, menunjukkan performa bisnis yang semakin tumbuh dan berkembang," ujar Nelwin.
Ia mengatakan, pinjaman jangka pendek yang pada kuartal I 2023 masih tercatat sebesar 400 juta AS dan semester I 2022 sebesar 600 juta dolar AS, sudah tidak ada lagi dalam pembukuan pada periode yang berakhir hingga Juni 2023.
“Pada periode ini perseroan kembali melanjutkan tren penurunan utang. Performa yang sudah baik ini menjadi jawaban atas keraguan yang sebelumnya menyebut kinerja perseroan terganggu akibat utang jatuh tempo," ujar Nelwin.
Terjadinya penurunan utang bersih pada semester I-2023 tersebut, menurutnya, menunjukkan penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond) perseroan sebesar 400 juta dolar AS pada April 2023 telah berjalan efektif. Dia menjelaskan, dana yang didapat dari pasar global tersebut telah digunakan secara efektif untuk membiayai kembali (refinancing) pinjaman jangka pendek, dan melanjutkan target pengembangan proyek panas bumi ke depan.
Pada semester I 2023, PGE membukukan EBITDA yang meningkat menjadi 175,55 juta dolar AS, dari sebelumnya 154,88 dolar AS pada Juni 2022. Dengan demikian, lanjutnya, arus kas bebas meningkat menjadi 150,3 juta dolar AS, dari sebelumnya sebesar 143,5 juta dolar AS. Dengan program efisiensi yang dijalankan, PGE optimistis mampu meningkatkan kinerja finansial dan operasional guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau.
“Keunggulan operasional merupakan prioritas kami untuk menjadi 'world class green energy company',” ujar Nelwin.