EKBIS.CO, SYDNEY -- Indonesia menghentikan impor sapi hidup dari empat peternakan di Australia setelah muncul temuan penyakit lumpy skin disease atau LSD. Penyakit ternak itu ditemukan di sejumlah sapi setelah tiba di Indonesia.
Pemerintah Australia bekerja dengan Indonesia untuk memastikan kondisi pasar terkait ekspor impor hewan tetap memenuhi ketentuan dari Indonesia. Beberapa di antaranya terkait hewan harus bebas LSD. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertanian Australia Murray Watt dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Senin (31/7/2023).
Pemerintah Australia juga langsung melakukan pengujian kesehatan terhadap sapi di fasilitas yang terdampak LSD. Watt menekankan, Australia masih bebas LSD dan ekspor sapi ke Indonesia tetap dapat dilaksanakan dari fasilitas peternakan lainnya.
Pihak Australia menyebut, hasil positif LSD pada sapi setelah mencapai Indonesia bukan hal yang tidak terduga. Hal itu karena LSD masih dideteksi ada di Indonesia. Kepala Petugas Veteriner Australia Mark Schipp mengatakan, LSD pertama kali dilaporkan pada ternak di Indonesia awal tahun lalu.
Indonesia adalah pasar terbesar untuk ekspor sapi hidup Australia, menyumbang sekitar 56 persen pada 2021–2022. Menurut data, ekspor itu bernilai sekitar 900 juta dolar Australia. Perdagangan sapi adalah salah satu motor ekonomi di Australia utara.
Hingga berita ini diturunkan, Australia belum menyebutkan jumlah ekspor sapi yang akan terdampak akibat keputusan Pemerintah Indonesia.