EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional memastikan adanya temuan kasus lumpy skin disease (LSD) pada sapi dari Australia menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Indonesia. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memastikan sapi yang ada di Indonesia saat ini terutama dari hasil impor sudah lolos uji sertifikasi dan terjamin keamanan dan kesehatannya.
"Seluruh produk dari luar negeri yang dikirim tentu sudah dipastikan bebas dari penyakit. Kami memastikan mekanisme uji sertifikasi berjalan dengan baik. Kami tetap waspada," kata Arief kepada Republika.co.id, Senin (31/7/2023).
Arief menjelaskan, dalam mekanisme uji sertifikasi setiap hewan ternak hidup yang masuk ke Indonesia juga melalui uji tes darah hingga tes bebas penyakit. Tak hanya LSD, tetapi juga instrumen lain yang mampu mendeteksi kemungkinan adanya penyakit.
"Jadi, kami pastikan semua hewan yang masuk pasti sehat dan sudah kami awasi dengan ketat," ujar Arief.
Arief juga menyebutkan, atas perintah Presiden Joko Widodo, Kementerian Pertanian mulai menata ulang pasokan sapi ataupun ternak hidup dari negara negara lain. "Presiden sudah meminta Menteri Pertanian untuk membuka sumber sapi hidup selain dari Australia," kata Arief.
Ia juga memastikan hingga saat ini stok daging sapi maupun kerbau dan kebutuhan hewan ternak hidup juga dalam kondisi yang mencukupi. "Stok daging sapi dan kerbau dalam kondisi aman," ujar Arief.
Indonesia menghentikan impor sapi hidup dari empat peternakan di Australia setelah muncul temuan penyakit lumpy skin disease atau LSD. Penyakit ternak itu ditemukan di sejumlah sapi setelah tiba di Indonesia.
Pemerintah Australia bekerja dengan Indonesia untuk memastikan kondisi pasar terkait ekspor impor hewan tetap memenuhi ketentuan dari Indonesia. Beberapa di antaranya terkait hewan harus bebas LSD. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertanian Australia Murray Watt dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Senin (31/7/2023).