EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga saham Bank Jago mengalami penurunan sejak awal 2023. Secara year to date (ytd), saham bank yang bersandi ARTO ini telah terkoreksi sebesar 28,49 persen per hari ini, Rabu (3/8/2023). Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph mengatakan, kinerja saham ARTO tidak mencerminkan kondisi fundamental perseroan saat ini. Menudut Sonny. Sebagai bank digital yang belum lama diluncurkan, Bank Jago bahkan sudah mampu mencetak laba.
"Sebelum menjadi Bank Jago pada, bank ini masih merugi. Ketika aplikasi dirilis, mungkin Bank Jago menjadi satu-satunya bank berbasis teknologi yang mencatatkan laba," kata Sonny, Kamis (3/8/2023).
Menurut Sonny, fundamental Bank Jago justru semakin solid dari pertama kali diluncurkan sampai saat ini. Sonny memastikan jajaran direksi Bank Jago selalu mengutamakan fundamental.
Bank Jago membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 832 miliar sepanjang semester I 2023. Angka tersebut naik 30 persen dibandingkan dengan perolehan Rp 641 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Secara kumulatif, Bank Jago membukukan laba bersih (net profit after tax) Rp 41 miliar di semester I 2023. Perolehan tersebut meningkat 40 persen dari laba bersih Rp 29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga semester I 2023, Aset Bank Jago tumbuh 29 persen menjadi Rp 18,9 triliun dari pertengahan tahun lalu. Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 73 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
"Bagi kami penting menghasilkan kinerja terbaik secara keuangan semoga nanti kinerja saham bisa mengikuti," ujar Sonny.
Business Development Advisor BEI Poltak Hotradero mengatakan pergerakan saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, menurut Poltak, saham sektor perbankan memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor.
"Sektor perbankan itu adalah salah satu sektor yang menjadi primadona investor asing di Indonesia, karena return on asset tertinggi di Asia Pasifik. Di sisi lain, penduduk Indonesia yang unbankable itu masih banyak," kata Poltak.