EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 terhadap kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,86 persen. Begitu juga pertumbuhan secara tahunan yang mencapai 5,17 persen. Meskipun begitu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan pertumbuhan ekonomi selanjutnya tidak akan setinggi saat kuartal II 2023.
“Sehingga, kalau berbicara pertumbuhan ekonomi ada peluang di kuartal III dan IV akan berada di bawah pertumbuhan pada kuartal II 2023,” kata Yusuf kepada Republika.co.id, Senin (7/8/2023).
Dia menambahkan, yang perlu diperhatikan pada sisa akhir tahun ini adalah potensi inflasi yang terdorong dari el nino. Yusuf menegaskan hal tersebut dengan asumsi tidak ada dampak mitigasi yang dilakukan pemerintah secara optimal.
Beberapa di antaranya seperti pemantauan kebutuhan pangan dan juga pemberian bantuan tematik ketika el nino terjadi. Selain itu, kondisi dari ekonomi global juga masih dibayangi ketidakpastian akibat krisis geopolitik.
Jika dilihat pada kinerja perekonomian kuartal II 2023, Yusuf mengatakan pertumbuhan kuartal II tidak terlepas dari momentum Perayaan Hari Besar Keagamaan (PHBK). Kondisi tersebut menurutnya pada akhirnya menjadi faktor pendorong konsumsi rumah tangga.
“Apalagi disaat yg bersama PHBK dilakukan dengan melakukan pelonggaran perjalanan sehingga mendorong aktivitas mudik di kuartal kedua kemarin,” ujar Yusuf.
Di sisi lain, Dia menjelaskan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga ikut terdongkrak karena dua faktor. Menurutnya, faktor pertama yaitu PHBK yang mendorong pelaku usaha menambah kapasitas produksi merespon konsumsi rumah tangga yang meningkatkan permintaan barang.
Selanjutnya faktor kedua yaitu investasi pada pembangunan infrastruktur yg dilakukan oleh pemerintah yang juga ikut berkontribusi pada peningkatan PMTB. “Hal ini juga dibuktikan dengan pertumbuhan belanja pemerintah,” ucap Yusuf.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 dapat mencapai kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial.
Perry memastikan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung oleh permintaan domestik. Dia memperkirakan, perekonomian domestik pada kuartal II 2023 tumbuh lebih baik dari proyeksi ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Dia menuturkan, konsumsi rumah tangga meningkat. "Ini didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara," jelas Perry.
Perry menambahkan, investasi juga meningkat. Terutama investasi nonbangunan sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi. Sementara itu, ekspor barang diperkirakan melambat sejalan ekonomi global yang melemah. Sedangkan ekspor jasa tumbuh tinggi dipengaruhi oleh kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.