Rabu 09 Aug 2023 10:13 WIB

Rupiah Menguat Tipis karena Investor Cerna Data CPI dan PPI China

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat 0,02 persen.

Red: Friska Yolandha
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin menjadi Rp 15.214 per dolar AS
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin menjadi Rp 15.214 per dolar AS

EKBIS.CO, JAKARTA -- Analis pasar mata uang, Lukman Leong, menyatakan rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena investor masih mencerna data inflasi Producer Price Index/Indeks Harga Produsen (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) China yang memberikan gambaran beragam. Secara umum, rupiah dan mata uang regional Asia bergerak mix dan menguat tipis.

“CPI year on year (yoy) sebesar -0,3 persen, dan PPI yoy -4,4 persen,” ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Baca Juga

Lebih lanjut, CPI dan PPI yoy disebut masih menunjukkan deflasi, sedangkan CPI month to month (mom) menunjukkan kenaikan 0,2 persen.

Selain itu, sentimen pasar umumnya masih negatif (risk off) usai Moody’s menurunkan peringkat bank AS pada Selasa (8/8/2023) malam. “Ada 10 bank (yang diturunkan),” ucap Lukman.

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (8/8/2023), setelah Moody's menurunkan peringkat beberapa bank AS kecil hingga menengah dan inflasi Jerman melambat pada Juli.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,47 persen menjadi 102,5205 pada akhir perdagangan.

Sementara, investor mengantisipasi laporan inflasi AS Juli untuk menunjukkan ketahanan, beberapa komentar yang relatif hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve pada Senin (7/8/2023) mengangkat imbal hasil dolar AS.

Kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2,0 persen Fed AS, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan pada Senin (7/8/2023).

Secara terpisah, Presiden Federal Reserve New York John Williams mencatat bahwa kebijakan perlu "dipertahankan untuk beberapa waktu" dan terbuka untuk kenaikan lebih lanjut jika diperlukan.

Sementara itu, Moody's pada Senin malam memangkas peringkat kredit beberapa bank kecil hingga menengah AS dan mengatakan akan menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman terbesar di negara itu. Lembaga pemeringkat itu memperingatkan bahwa kekuatan kredit sektor perbankan kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin menjadi Rp 15.214 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.217 per dolar AS.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement