Kamis 24 Aug 2023 10:11 WIB

Konsolidasi Maskapai BUMN, Stafsus Erick Thohir: Masih Dikaji

Rencana merger sesuai dengan tujuan Kementerian BUMN mengoptimalkan potensi maskapai.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pesawat Pelita Air kini terbang ke Bandara Supadio, Pontianak. Kementerian BUMN akan melakukan konsolidasi terhadap perusahaan penerbangan milik negara.
Foto:

Garuda diselamatkan melalui rangkaian restrukturisasi paling rumit dalam sejarah penyelamatan korporasi Indonesia. Saat Garuda Indonesia diperjuangkan, Erick menjelaskan, di waktu yang sama telah dipersiapkan Pelita Air. 

Dengan tujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional jika Garuda gagal diselamatkan. Kini, kata Erick, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Di Amerika Serikat, sebut Erick, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Dimana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata GDP (pendapatan per kapita) mencapai 40 ribu dolar AS. 

Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP 4.700 dolar AS. Itu berarti Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat. "Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ujar Erick di Tokyo, Jepang, Senin (21/8/2023). 

Erick menyampaikan hal itu saat berbicara dalam acara Indonesia Cafetalk dengan tema 'Indonesia Diaspora Network Bersama Erick Thohir'. Dalam acara yang digelar di Cafe Kopi Kalyan ini, dijelaskan juga soal BNI Diaspora Solution dari BNI.

Hadir pada kesempatan tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang John Tjahjanto Boestami.

Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan ketiga maskapai BUMN ini. 

"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ungkapnya. 

Sebelumnya, merger Pelindo secara resmi telah terlaksana, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat BUMN Layanan Jasa Pelabuhan. Keempatnya adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV. Mereka melebur kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement