Senin 28 Aug 2023 15:39 WIB

Bapanas Bakal Percepat Penyaluran Bantuan Beras demi Stabilisasi

Total bantuan beras yang disalurkan adalah sebanyak 640 ribu ton.

Red: Friska Yolandha
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (25/8/2023). Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 2 juta ton beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2023 dan hingga kini sudah terealisasi sebanyak 1,3 juta ton dan sisanya  700 ribu ton akan diupayakan secara bertahap hingga akhir tahun 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (25/8/2023). Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 2 juta ton beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2023 dan hingga kini sudah terealisasi sebanyak 1,3 juta ton dan sisanya 700 ribu ton akan diupayakan secara bertahap hingga akhir tahun 2023.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemberian bantuan pangan beras kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang dijadwalkan pada Oktober rencananya dipercepat menjadi September guna menjaga stabilisasi harga dan stok beras.

“Apabila, hari ini memang gabah kering panen itu kurang, kita akan lakukan intervensi lebih awal. Jadi, nanti dalam waktu dekat Pak Dirut Bulog, saya dan beberapa menteri terkait pasti akan melakukan atau meminta untuk rapat terbatas dari Presiden supaya dimajukan,” kata Kepala Bapanas Arief seusai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin 28/8/2023).

Baca Juga

Arief menyampaikan, total beras yang dibutuhkan untuk bantuan pangan beras kepada 21,353 juta KPM adalah 640 ribu ton dan Bulog telah mempunyai stok cadangan pangan tersebut jika memang akan dimajukan.

“Kalau cadangan kita 1,6 juta ton berarti kita masih punya 1,2 juta ton. Masuk lagi 400 ribu ton berarti nanti akan punya 1,6 lagi. Jadi, kita selalu top up ya stok Bulog itu kita naikkan stok levelnya,” ujarnya.

Wacana mempercepat penyaluran bantuan pangan tersebut, kata Arief, karena harga beras pada akhir-akhir ini naik. Produksi beras pada semester II memang lebih turun dibandingkan semester I, belum lagi fenomena El Nino. Sehingga, cadangan beras yang dimiliki pemerintah perlu digelontorkan guna menjaga stabilisasi harga di masyarakat.

“Jadi, semester II sudah pasti turun. Kemudian ada beberapa isu seperti El Nino dan lain-lain, itu dampaknya akan tiga bulan ke depan, kecuali daerah-daerah irigasi teknis atau daerah-daerah yang punya water reservoir itu masih bisa menampung,” katanya.

Adapun penyaluran bantuan beras pangan semulanya dijadwalkan disalurkan pada Oktober, November dan Desember mendatang sesuai hasil keputusan Ratas tentang Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan pada 10 Juli 2023.

Penyaluran bantuan beras tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu pada Maret, April, dan Juni 2023.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement