Rabu 30 Aug 2023 10:14 WIB

Dolar Melemah di Tengah Mendinginnya Pasar Tenaga Kerja AS

Ini meningkatkan keyakinan Fed tak akan menaikkan suku bunga pada September nanti.

Red: Fuji Pratiwi
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (6/5/2020).

EKBIS.CO, NEW YORK -- Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 30/8/2023 pagi WIB), karena pasar tenaga kerja AS mendingin dan kepercayaan konsumen menurun ketika investor menunggu angka pasar tenaga kerja yang lebih komprehensif dalam laporan pekerjaan Agustus pada pekan ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,50 persen menjadi 103,5332 pada akhir perdagangan.

Baca Juga

Jumlah lowongan pekerjaan pada Juli mencapai 8,82 juta, level terendah sejak Maret 2021, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (29/8/2023). Angka ini mengikuti 9,16 juta lowongan pekerjaan pada Juni dan berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 9,46 juta, yang menunjukkan bahwa masyarakat Amerika menjadi kurang percaya diri terhadap pasar tenaga kerja.

"Sepanjang bulan ini, jumlah karyawan yang dipekerjakan dan total pemutusan hubungan kerja tidak banyak berubah, masing-masing sebesar 5,8 juta dan 5,5 juta," kata laporan itu.

"Data tersebut telah meningkatkan keyakinan bahwa FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan 19-20 September mendatang, dan memang, hal itu bisa dilakukan," kata analis di Action Economics.

Data ekonomi AS telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi kenaikan suku bunga. Namun investor tetap waspada terhadap tanda-tanda dampak lambat dari pengetatan moneter.

Sementara itu, The Conference Board merilis indeks kepercayaan konsumen pada Selasa (29/8/2023), yang mengukur sikap masyarakat Amerika terhadap perekonomian dan pasar kerja, turun ke angka 106,1 pada Agustus, jatuh dari 114 pada Juli, membalikkan perbaikan yang dilakukan pada musim panas.

"Angka utama yang mengecewakan pada Agustus mencerminkan penurunan indeks kondisi saat ini dan ekspektasi. Tanggapan tertulis menunjukkan bahwa konsumen sekali lagi disibukkan dengan kenaikan harga secara umum, dan pada bahan makanan dan bensin pada khususnya," kata Dana Peterson, kepala ekonom di The Conference Board.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0871 dolar AS dari 1,0812 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2632 dolar AS dari 1,2600 dolar AS. Dolar AS dibeli 145,8550 yen Jepang, lebih rendah dari 146,5060 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8787 franc Swiss dari 0,8840 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3564 dolar Kanada dari 1,3604 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8714 krona Swedia dari 10,9973 krona Swedia.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement