EKBIS.CO, MUNICH -- Mercedes Benz menyatakan produk kendaraan listriknya sudah siap beredar di pasaran. Meski produsen mobil premium tersebut tidak memperkirakan penjualannya di Eropa akan sepenuhnya bertenaga listrik pada 2030.
Kepala Eksekutif Mercedes Benz Ola Kaellenius mengatakan, perusahaan menargetkan penjualan kendaraan listrik pada 2030 jika pasar memungkinkan. Ia menuturkan, pada akhirnya pelanggan akan memutuskan produk apa yang mereka inginkan dan menunjukkan perlunya infrastruktur guna mendukung transisi ke kendaraan listrik (EV).
Dirinya menjelaskan, pasar kendaraan listrik Eropa telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir tetapi kemungkinan besar belum siap bagi penjualan kendaraan listrik sepenuhnya pada 2030.
“Tentu saja tidak akan 100 persen pada 2030, dari seluruh pasar Eropa, tapi mungkin juga dari pihak Mercedes. Kami akan siap, tapi kami juga akan memiliki fleksibilitas taktis,” ujar Kaellenius seperti dilansir Reuters, Selasa (5/9/2023).
Ia mengacu pada kemampuan memproduksi kendaraan listrik atau mesin pembakaran pada lini produksi yang sama. Komentarnya sejalan dengan meningkatnya kehati-hatian di kalangan produsen mobil global mengenai peningkatan produksi dan penggunaan kendaraan listrik seiring semakin dekatnya target peraturan yang membatasi mobil yang menghasilkan bahan bakar fosil.
CEO BMW Oliver Zipse turut mengatakan, tanggal peninjauan tahun 2026 untuk larangan Uni Eropa terhadap mobil berbahan bakar fosil pada 2035 tidak akan ditetapkan jika legislator tidak memperkirakan adanya penundaan. Meski begitu CEO Volkswagen Oliver Blume menyatakan, perusahaan akan siap menghadapi larangan tersebut.
Penjualan kendaraan listrik di Eropa tumbuh hampir 55 persen dalam tujuh bulan pertama 2023. Jumlahnya menjadi sekitar 820 ribu kendaraan, yang mencakup sekitar 13 persen dari seluruh penjualan mobil.
Hanya saja para eksekutif telah menyuarakan urgensi yang semakin besar mengenai hambatan dalam memproduksi dan menjual kendaraan listrik dalam skala yang lebih besar dengan harga yang kompetitif. Mulai dari biaya listrik yang tinggi hingga kurangnya infrastruktur pengisian daya.
Kaellenius memperkirakan peralihan dari mesin pembakaran ke kendaraan listrik pada segmen premium di China yang belum mendapatkan dukungan pemerintah seperti produksi mobil massal, akan memakan waktu bertahun-tahun.
"Selangkah demi selangkah, Anda harus mengubah pasar,” katanya.
Dirinya menambahkan, perlambatan ekonomi saat ini tidak akan berdampak pada strategi Mercedes Benz di negara tersebut. Setidaknya dalam jangka panjang.