EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor pada Agustus 2023 kembali mengalami penurunan secara bulanan. Hal tersebut terjadi setelah sebelumnya juga mengalami penurunan cukup dalam.
Meskipun begitu, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti belum bisa mengungkapkan penurunan impor yang berlanjut pada Agustus 2023 disebabkan oleh kondisi El Nino. "Dampak persis terhadap ekspor impor ini tentunya perlu ada kajian khusus atau kajian cepat melihat bagaimana dampak persisnya dampak El Nino kepada ekspor impor," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023).
Meskipun begitu, Amalia mengakui El Nino merupakan kondisi cuaca kering berkepanjangan. Menurut dia, kondisi tersebut berdampak kepada kinerja dari produksi pertanian di seluruh negara termasuk di Indonesia.
Sebelumnya, BPS mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2023 mencapai 18,88 miliar dolar AS atau turun 3,53 persen dibandingkan Juli 2023. Angka tersebut juga menunjukan penurunan 14,77 persen dibandingkan Agustus 2022.
Dia menjelaskan, penurunan nilai impor terjadi baik pada kelompok migas maupun non migas. BPS mencatat impor migas Agustus 2023 senilai 2,66 miliar atau turun 15,01 persen dibandingkan Juli 2023 dan turun 28,08 persen dibandingkan Agustus 2022.
Sementara itu, BPS mencatat impor nonmigas Agustus 2023 senilai 16,22 miliar dolar AS. "Angka ini turun 1,34 persen dibandingkan Juli 2023 dan turun 12,10 persen dibandingkan Agustus 2022," ujar Amalia.
Amalia mengungkapkan, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Agustus 2023 dibandingkan Juli 2023 adalah kapal, perahu, dan struktur terapung senilai 198,0 juta dolar AS. Sementara peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan 138,7 juta dolar AS.
Dia menuturkan, peningkatan nilai impor baik secara tahunan dan bulanan terjadi pada barang konsumsi. Sementara jika secara tahunan maupun bulanan, impor bahan baku penolong dan barang modal mengalami penurunan.
"Total nilai impor selama Januari hingga Agustus 2023 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. penyumbang utama penurunan tersebut adalah penurunan nilai impor bahan baku penolong," kata Amalia.