Bagaimana jika Indonesia bergabung dengan BRICS?
Rendy menyebut bergabungnya Indonesia dengan lima negara yang sebelumnya sudah tergabung dalam BRICS mampu berpotensi meningkatkan hubungan kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara tersebut.
“Apalagi kita tahu lima negara tersebut merupakan negara emerging market yang punya pasar cukup besar, sehingga dalam konteks mendorong kinerja ekspor saya pikir ini merupakan peluang yang cukup baik bagi Indonesia,” ucapnya.
Namun, menurutnya, saat yang bersamaan tantangan Indonesia bergabung dengan kelompok negara ini adalah bagaimana Indonesia tetap mempertahankan politik bebas luar negeri yang adil.
“Maka posisi Indonesia tidak kemudian dipandang sebagai langkah politik luar negeri yang mengarah ke arah politik tertentu misalnya Indonesia yang dianggap lebih cenderung meningkatkan kerja sama dengannya dengan dengan China dan tentu ini jika dilihat dari kaca mata Amerika Serikat bukanlah sesuatu yang begitu baik dari konteks politik luar negeri tersebut,” ucapnya.
Berbeda dengan Rendy, Bhima menyebut Indonesia bisa mengambil kesempatan ikut debt forgiveness atau penghapusan utang misalnya dari China.
“BRICS dengan bank pembangunan barunya bisa tawarkan alternatif pembiayaan dengan bunga terjangkau sehingga menjadi opsi misalnya untuk pembiayaan infrastruktur atau transisi energi. Bahkan, Indonesia bisa ambil kesempatan ikut debt forgiveness atau penghapusan utang misalnya dari China. Utang Indonesia kan banyak ya dengan China termasuk utang BUMN,” ucapnya.