EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri olahan kakao di sisi hilir. Apalagi, Indonesia sebagai eksportir produk kakao olahan terbesar ketiga di dunia dan berkontribusi pada pasar global sebesar 9,17 persen.
"Peluang pengembangan industri olahan kakao masih terbuka luas, terutama di sisi hilir. Saat ini Indonesia masih mengimpor produk hilir olahan kakao sehingga produksinya masih perlu dipacu untuk mengurangi impor," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Dalam catatan Kemenperin, Indonesia saat ini menempati urutan ke-7 sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia. Indonesia juga merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 dunia setelah Belanda dan Pantai Gading berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2022/2023.
"Industri kakao olahan Indonesia memainkan peran penting di rantai pasok global serta merupakan salah satu kontributor bagi perekonomian nasional dan penerimaan devisa negara, dengan nilai ekspor produk kakao olahan lebih dari 1 miliar dolar AS per tahun ke pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, India dan China," kata Putu.
Volume produk cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake, dan cocoa powder diekspor sebesar 327.091 ton atau 80 persen dari total produksi nasional, yang diekspor ke 96 negara.
Selain produk kakao olahan, produk cokelat juga sudah mulai menunjukkan kinerjanya melalui kontribusi ekspor sebesar 76 juta dolar AS. Nilai ekspor produk cokelat 2022 meningkat 9,59 persen dibandingkan 2021.
Kemampuan manufaktur dan pengolahan kakao intermediate di Indonesia telah mampu menarik investasi dari 11 produsen kakao terkemuka dari seluruh dunia, mempekerjakan kurang lebih 2.500 tenaga kerja langsung dengan kapasitas produksi 739.250 ton per tahun untuk cocoa butter, cocoa liquor, cocoa powder, dan cocoa cake.
Sementara itu, di kelompok industri olahan kakao hilir, terdapat 900 perusahaan industri pengolahan cokelat dengan kapasitas terpasang 462.126 ton per tahun.