EKBIS.CO, JAKARTA -- Kolaborasi antarsektor termasuk perbankan untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau, diharapkan makin gencar. Apalagi, momentum tersebut sejalan dengan langkah pemerintah yang menargetkan Indonesia bisa bebas emisi karbon pada tahun 2060.
SVP Environmental, Social and Governance (ESG) Group PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Citra Amelya mengatakan, semua sektor harus memiliki pemahaman yang sama mengenai arti penting ekonomi hijau termasuk soal pembiayaan. Sebab, level pemahaman semua pihak berbeda-beda atas terobosan ini.
“Kita harus dukung secara penuh dan pertumbuhannya butuh regulasi yang jelas. Semua investor bertanya ke kami, regulasinya mana, reward punishment-nya dimana. Ketika bicara soal environment, social and governance (ESG) dan sustainable, insentifnya apa. Padahal kita harus mengerti utamanya buat apa,” kata Citra dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) Forum 2023, Selasa (26/9/2023).
Citra menyatakan, Bank Mandiri terus berupaya mengembangkan sustainable banking lewat pengembangan produk-produk keuangan berkelanjutan, seperti pembiayaan hijau hingga pendanaan berkelanjutan.
Sebagai bank pelat merah, Bank Mandiri konsisten untuk ikut menggapai potensi ini termasuk dalam pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hingga semester satu 2023 penyaluran portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 242 triliun. Rinciannya, pembiayaan untuk kategori hijau mencapai Rp 115 triliun, sedangkan untuk kategori sosial mencapai Rp 127 triliun. Pembiayaan itu disalurkan ke berbagai sektor, di mana sektor pertanian berkelanjutan mendominasi sebesar Rp 95,6 triliun.
Selain itu, sektor energi terbarukan menyusul sebesar Rp 8,9 triliun, eco efficient products Rp 4,7 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp 3,2 triliun dan sektor hijau lainnya Rp 2,8 triliun.
“Kami targetnya dalam dua tahun ke depan porsi portofolio berkelanjutan bisa meningkat dari saat ini 25 persen menjadi 30 persen dalam dua tahun mendatang. Untuk jumlahnya kami mengikuti portofolio kredit Bank Mandiri,” kata Citra.
Selain itu Bank Mandiri juga akan kembali menerbitkan instrumen obligasi hijau tahap dua. Adapun tahap pertama sudah dirilis Rp 5 triliun pada 4 Juli 2023.
“Obligasi hijau dalam waktu dekat akan kami rilis lagi, lagi lihat pasarnya seperti apa. Dari total Rp 10 triliun, baru terbit Rp 5 triliun,” ucap Citra.
Executive Director, Treasury & Markets Bank DBS Indonesia M Suryo Mulyono mengatakan, melalui sembilan sektor perusahaan berkomitmen memainkan peran untuk memberi dampak positif terhadap lingkungan. Sektor tersebut adalah otomotif, penerbangan, kimia, pangan dan agribisnis, minyak dan gas, tenaga listrik, properti, pelayaran, dan baja.
“Sembilan sektor ini menghasilkan lebih dari 90 persen emisi rumah kaca. Sembilan sektor ini kami pilih salah satunya karena adanya sinergi satu sama lain yang memiliki efek besar terhadap lingkungan dan sosial ekonomi,” kata Suryo.