Kamis 28 Sep 2023 16:10 WIB

Laporan: Gap Literasi dan Inklusi Rawan Buat Masyarakat Terjerat Pinjol

Ribuah pinjol ditutup dalam lima tahun terakhir mengindikasi seriusnya masalah ini.

Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi pinjaman online (pinjol).
Foto: Freepik
Ilustrasi pinjaman online (pinjol).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan modal ventura East Venture merilis laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 baru-baru ini. Meski sektor teknologi finansial (fintech) tumbuh mengesankan, laporan EV-DCI menggarisbawahi beberapa tantangan yang harus diatasi.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat kesenjangan sebesar 8,3 persen antara literasi dan inklusi keuangan di platform fintech. Hal ini menandakan bahwa beberapa individu mengetahui layanan fintech tetapi membutuhkan lebih banyak informasi untuk mengaksesnya.

Baca Juga

Kesenjangan dalam literasi keuangan dan inklusi keuangan juga terlihat jelas di beberapa provinsi. Bengkulu, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tenggara memiliki tingkat inklusi keuangan yang tinggi tapi tingkat literasi keuangan yang rendah.

"Kesenjangan pengetahuan ini membuat mereka terpapar pada risiko dampak bermunculannya pinjaman online (pinjol) ilegal," ungkap laporan tersebut.

Antara 2018 dan 2022, pihak berwenang telah menutup setidaknya 4.432 kasus pinjol ilegal. Kondisi itu mengindikasi betapa seriusnya masalah ini.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah proaktif untuk mengatasi tantangan ini dengan menerapkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025. Strategi ini bertujuan untuk mencapai inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024. 

Melalui strategi yang dirumuskan tersebut, pemerintah telah meluncurkan beberapa inisiatif, termasuk membuat Massive Open Online Courses (MOOC) dan menyediakan kalkulator keuangan di laman OJK untuk menilai kesehatan keuangan dan menyusun rencana keuangan yang baik.

Para pemain fintech, termasuk perusahaan dan asosiasi, telah menyelaraskan inisiatif mereka dengan strategi SNLKI. Salah satu contohnya adalah Hijra (sebelumnya bernama ALAMI), platform teknologi keuangan Islam terintegrasi yang diinvestasi oleh East Ventures.

Model bisnis inovatif Hijra bertujuan untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Strategi utama Hijra adalah mendanai dan memberi bimbingan kepada UMKM. 

Perjalanan menuju inklusi keuangan yang adil melalui fintech di Indonesia ditandai dengan kemajuan, tantangan, dan solusi kolaboratif. "Dengan inisiatif pemerintah yang strategis, pelaku fintech yang inovatif, dan meningkatnya pengguna layanan keuangan digital oleh masyarakat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara yang lebih inklusif dan berdaya secara finansial," ungkap laporan EV-DCI 2023.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement