EKBIS.CO, DENPASAR -- BUMN PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni Cabang Denpasar, Bali menggencarkan pembelian tiket berbasis aplikasi untuk menggenjot jumlah penumpang dan pendapatan.
"Di Bali sebanyak 50 persen pembelian tiket sudah online,” kata Kepala Cabang Pelni Denpasar Muhammad Ardiansyah.
Di dalam aplikasi pemesana tiket Pelni, calon penumpang dapat langsung membeli tiket dan mengisi identitas termasuk melakukan pembayaran secara digital. Selain itu, tiket elektronik juga bisa tersimpan dengan kode batang (barcode) yang bisa ditukarkan dengan kartu pas di pelabuhan keberangkatan.
Salah satu upaya yang ia lakukan untuk menggenjot aplikasi itu yakni sosialisasi melalui media sosial yakni Instagram @pelni162_bali dan kantor cabang sehingga menarik minat calon penumpang memanfaatkan layanan digital itu.
Ia menyebutkan kemudahan layanan itu ikut mendongkrak jumlah penumpang dari tahun ke tahun di antaranya selama semester I 2023 yang mencapai 24.705 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan semester I 2021 mencapai 10.300 orang dan semester I 2022 mencapai hampir 16.000 orang penumpang.
Sedangkan pendapatan dari tiket di cabang Denpasar, Bali, juga meningkat selama semester I 2023 mencapai Rp6,5 miliar atau naik dibandingkan periode sama 2021 mencapai Rp 2,5 miliar dan 2022 mencapai Rp 4,1 miliar.
Ardiansyah menambahkan selain karena kemudahan layanan, kenaikan pendapatan dan penumpang juga dikontribusikan situasi yang normal setelah pandemi Covid-19 dan adanya tambahan layanan berbayar di dalam kapal atau add on berupa sanitasi, bantal hingga selimut.
Untuk tarif angkutan penumpang per 1 Juli 2023 mengalami kenaikan 23 persen dan kapal perintis mencapai 100 persen. Kenaikan itu karena adanya regulasi dari Pemerintah yakni Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 8 tahun 2023 dan Permenhub Nomor 7 tahun 2023.
Di sisi lain, tarif itu sudah tidak mengalami kenaikan sejak enam tahun lalu untuk tarif kapal penumpang dan selama 21 tahun untuk tarif angkutan kapal perintis. Layanan Pelni Denpasar dilayani oleh empat armada yakni Kapal Motor (KM) Awu, KM Tilongkabila, KM Binaiya dan KM Leuser yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 1.000 orang penumpang.