Kamis 12 Oct 2023 09:43 WIB

Perekonomian Domestik Menggeliat, Kredit Konsumer BRI Tumbuh Double Digit 

Bank Indonesia mencatat pada Januari inflasi mencapai 5,28 persen.

Red: Gita Amanda
BRI berupaya mengoptimalkan daya beli masyarakat sehingga memacu pertumbuhan kredit konsumer.
Foto: BRI
BRI berupaya mengoptimalkan daya beli masyarakat sehingga memacu pertumbuhan kredit konsumer.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Daya beli masyarakat mulai berangsur pulih pascapandemi Covid-19. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI pun berupaya mengoptimalkan daya beli masyarakat sehingga memacu pertumbuhan kredit konsumer, salah satunya ditopang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).

Emiten bersandi BBRI ini mencatat pertumbuhan kredit konsumer bank only sebesar 11,5 persen secara tahunan/year on year (yoy) menjadi Rp 171,5 triliun sepanjang semester I-2023. Capaian tersebut melanjutkan pertumbuhan dua digit yang juga dicapai pada kuartal I-2023. 

Baca Juga

Terkait capaian ini, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan perseroan secara berkelanjutan terus memperkuat kapabilitas retail banking pada tahun ini. Pihaknya menekankan salah satu strateginya adalah konsisten melakukan perbaikan business process reengineering, salah satunya seperti implementasi Consumer Loan Factory (CLF).

“Kita bersama bisa melihat daya beli masyarakat cenderung pulih setelah pandemi. Juga tren inflasi yang menurun. Sehingga kami bisa mengoptimalkan kinerja di segmen konsumer melalui strategi yang kami terapkan,” ujar Handayani.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, memasuki tahun 2023 yaitu pada Januari inflasi mencapai 5,28 persen, sedangkan pada Agustus mencapai 3,27 persen. Pada rentang delapan bulan tersebut, inflasi tertinggi tercatat pada Februari yaitu 5,47 persen dan terendah pada Juli sebesar 3,08 persen. BI pun memproyeksikan sepanjang tahun ini inflasi berada di kisaran 3+1 persen. 

Oleh karena itu, Handayani memproyeksikan kredit konsumer tahun ini terbilang baik karena inflasi yang cenderung menurun. Adapun secara persentase, per Juni 2023, Kredit Tanpa Agunan (KTA) merupakan kredit konsumer yang tumbuh paling tinggi, yakni 16,5 persen yoy dan diikuti KPR 8,7 persen yoy. 

Namun, sebagian besar kredit konsumer atau 67,8 persen merupakan sumbangsih KPR. Geliat kredit konsumer tersebut juga diikuti dengan kualitas asset yang sehat. Per Juni 2023, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) segmen konsumer hanya sebesar 2,0 persen. Adapun secara total, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.202,1 triliun, atau naik 8,8 persen yoy. Dengan demikian segmen konsumer berkontribusi sebesar 14,3 persen.

“Untuk mengoptimalkan kinerja, kami juga akan memberikan pelayanan kepada nasabah melalui berbagai kanal dan membuka kerja sama API connection dengan berbagai pihak. Agar penyaluran kredit dapat terpacu sesuai target dan nasabah lebih nyaman bertransaksi,” katanya.

photo
BRI berupaya mengoptimalkan daya beli masyarakat sehingga memacu pertumbuhan kredit konsumer. - (BRI)

 

Terdorong pertumbuhan positif pasar domestik 

Sementara itu, mengutip data Bank Indonesia, industri perbankan menyalurkan kredit konsumer senilai Rp 1.923 triliun hingga Agustus 2023. Angka tersebut naik 9,1 persen secara tahunan (yoy), atau di atas pertumbuhan total pembiayaan yang disalurkan bank. 

Pada periode tersebut, penyaluran kredit bank kepada pihak ketiga mencapai senilai Rp 6.709,5 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Dengan demikian, sebanyak 28,7 persen di antaranya merupakan kredit konsumer. 

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan wajar pada paruh pertama tahun ini kredit konsumer menjadi satu pendorong pertumbuhan total pembiayaan yang disalurkan perbankan. Pasalnya korporasi masih menahan diri untuk mencari sumber pembiayaan eksternal.

Dia menggarisbawahi bahwa kondisi ekonomi global memengaruhi permintaan pembiayaan korporasi kepada perbankan. Di pasar domestik, meskipun juga mengalami tekanan, tetapi masih tumbuh positif.  “Permintaan domestik memang masih tumbuh positif, walaupun jauh lebih lambat,” katanya, baru-baru ini.

Adapun saat ini konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kedepan mendorong konsumsi rumah tangga akan menjadi satu tantangan, seiring dengan melambatnya inflasi pada tahun ini. 

Kendati demikian, kredit konsumer diperkirakan masih akan menjadi satu stimulus bagi bank di Tanah Air dalam menjaga pertumbuhan pembiayaan. Hal ini khususnya terkait dengan KPR dan juga KTA. Faisal pun menambahkan bahwa menjelang akhir tahun kredit konsumer akan terdorong dengan dimulainya periode kampanye untuk pemilihan umum tahun depan.

Menurut catatan BPS, konsumsi rumah tangga menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 dan berkontribusi sebesar 53,31 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement