EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka optimistis pada pagi ini, Senin (16/10/2023). IHSG menguat ke level 6.968,16 setelah sempat mengalami koreksi pada akhir pekan lalu.
Pergerakan IHSG bertolak belakang dengan mayoritas bursa di kawasan Asia. Nikkei memimpin penurunan sebesar 1,74 persen lalu disusul Strait Times yang melemah 0,40 persen dan Shanghai Composite turun 0,24 persen.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan menguatnya IHSG ditopang sentimen positif dari dalam negeri. Data-data perekonomian domestik yang dirilis Bank Indonesia (BI) mendapat respons positif dari pasar.
BI melaporkan Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada kuartal III 2023 sebesar 52,93 persen meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 52,39 persen. Data ini menunjukkan sektor industri Indonesia masih berada di level ekspansif.
Volume produksi, persediaan barang jadi dan jumlah pesanan mengalami akselerasi. BI memperkirakan kinerja LU Industri Pengolahan pada kuartal IV 2023 tetap berada di level ekspansif sebesar 52,25 persen.
Memasuki tahun politik 2024, pelaku pasar mencermati kandidat yang akan menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Pendaftaran calon tersebut akan dilaksanakan pada periode 10-25 Oktober 2023.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan anggaran pemilu untuk 2024 sebesar Rp 37,4 triliun. Sebelumnya pada 2022 dan 2023 anggaran pemilu telah tersalurkan masing-masing sebesar Rp 3,1 triliun dan Rp 30 triliun.
Dari mancanegara, output industri di Kawasan Eropa periode Agustus 2023 meningkat 0,6 persen secara bulanan, lebih baik dari Juli 2023 yang terkoreksi sebesar 1,3 persen. Produksi bahan tahan lama dan non tahan lama meningkat di tengah turunya produksi energi. Secara tahunan, aktivitas industri terkoreksi 5,1 persen.
Dari Asia, China mencatat surplus neraca dagang periode September 2023 sebesar 77,71 miliar dolar AS, naik dari posisi surplus bulan sebelumnya sebesar 68,36 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 surplus neraca dagang turun dari 82,67 miliar dolar AS.
Ekspor mengalami koreksi 6,2 persen secara tahunan, sejalan dengan impor yang juga turun 6,2 persen. Hari ini pelaku pasar mencermati rilis neraca perdagangan nasional periode September 2023 yang berpotensi menurun.