EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mempercepat Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah sentra jagung ke daerah sentra peternak menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan dalam upaya stabilisasi pasokan dan harga jagung.
“FDP ini yang tercepat bisa kita lakukan. Stok jagung pakan sangat diperlukan dalam kaitannya ketersediaan komoditas lainnya, yaitu telur dan daging ayam. Apalagi telur merupakan protein hewani yang affordable dan mudah dijangkau, sehingga peternaknya harus kita perhatikan,” kata Kepala Bapanas/NFA Arief Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Arief menuturkan FDP dari daerah sentra jagung ke daerah sentra peternak menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan dalam upaya stabilisasi pasokan dan harga jagung. Karena itu, paralel dengan proses importasi jagung yang membutuhkan waktu, Arief meminta agar mengoptimalkan penyerapan produksi jagung yang masih memungkinkan di wilayah-wilayah sentra.
NFA mencatat hingga minggu pertama bulan Oktober 2023, total beberapa komoditas pangan yang telah disalurkan melalui realisasi FDP mencapai 1,47 juta kg. Dari itu, realisasi komoditas yang paling tinggi disalurkan adalah jagung yang mencapai jumlah 1,14 juta kg atau 77,35 persen.
Lebih lanjut Arief mengatakan bahwa saat ini NFA tengah berupaya meningkatkan produksi dan stabilitas harga jagung pakan. Hal itu lantaran Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) per 16 Oktober mencatat luas panen jagung diperkirakan sebesar 2,49 juta hektar yang berarti mengalami penurunan 0,28 juta hektar atau 10,03 persen dibandingkan luas panen tahun sebelumnya.
Sementara itu, Panel Harga Pangan NFA per 18 Oktober 2023 menunjukkan harga rata-rata jagung pipilan kering di tingkat petani sebesar Rp5.510 per kg, berada di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp3.970 per kg. Sedangkan di tingkat konsumen, harga rata-rata jagung pipilan kering sebesar Rp 7.282 per kg. Ini pun juga berada di atas HAP sebesar Rp 5.000 per kg.
“Karena itu, untuk membantu peternak rakyat yang saat ini memerlukan pasokan jagung pakan yang memadai, pemerintah akan melakukan impor jagung sebanyak 500 ribu ton yang dikhususkan untuk stabilitas harga di tingkat peternak,” jelas Arief.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Presidium Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan jagung merupakan permasalahan mendesak bagi para peternak saat ini karena menjadi pakan utama ayam petelur.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah untuk mengimpor jagung pakan sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam membantu para peternak.
“Kami siap membantu pendataan peternak yang benar-benar bisa didata untuk penyerapan. Kita harus sama-sama terbuka. Kami ingin menunjukkan peternak yang ada dan berkomitmen untuk menyerap jagung pakan tersebut,” ujar Yudianto.