Sabtu 28 Oct 2023 11:43 WIB

Enggak Kaleng-Kaleng, Nilai Ekonomi Pembenihan Lele Rp 1,5 Trilun per Tahun

Kediri jadi pemasok benih lele terbesad di Indonesia.

Red: Fuji Pratiwi
Santri memanen ikan lele yang dibudidayakan dengan sistem bioflok (ilustrasi).
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Santri memanen ikan lele yang dibudidayakan dengan sistem bioflok (ilustrasi).

EKBIS.CO, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan nilai ekonomi pembenihan ikan lele mencapai Rp 1,5 triliun per tahun atau setara dengan 14 miliar ekor benih lele.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Nur Hafid mengemukakan, saat ini benih ikan lele menjadi salah satu unggulan Kabupaten Kediri dan memasok kebutuhan nasional. "Kabupaten Kediri itu se-Jatim nomor satu untuk budi daya ikan lele, kalau benih nasional terbanyak. Kami juga pasok secara nasional," kata Nur Hafid di Kediri, Jatim, Sabtu (28/10/2023).

Baca Juga

Untuk jumlah pembudi daya ikan lele di Kabupaten Kediri mencapai 2.500 orang. Ia menyebut pembesaran lele konsumsi di Kabupaten Kediri per tahun mencapai 16.500 ton dengan nilai ekonomis Rp 300 miliar. Sedangkan, yang untuk benih ikan lele hingga 14 miliar ekor dengan nilai ekonomis hingga Rp 1,5 triliun per tahun.

Nur menambahkan saat kemarau seperti ini juga berpengaruh dengan budi daya terutama untuk pembenihan. Proses pembenihan menjadi terganggu dengan tingkat keberhasilan hidup anak lele yang berkurang serta lele bunting juga menjadi agak lama.

"Kendalanya indukan itu buntingnya agak lama, ini karena faktor cuaca. Kalau sudah begitu harga benih juga naik. Ukuran lima sentimeter itu Rp 120 per ekor, sebelumnya di bawah itu. Kalau yang konsumsi sekitar Rp 19 ribu per kilogram," kata dia.

Ia mengatakan pihaknya memberikan edukasi kepada peternak ikan lele di kabupaten ini, memberikan pendampingan soal pemberian pakan termasuk cara pembenihan ikan lele. "Ada pelatihan. Jadi, kami fasilitasi pelatihan, kami hubungkan dengan perguruan tinggi. Protein pakan juga ditingkatkan, jadi buntingnya bisa maksimal. Bertelurnya dengan angka yang tinggi," kata dia.

Sementara itu, Muhammad Yusron, salah seorang pembudi daya ikan lele di Kabupaten Kediri, mengakui saat kemarau ada beberapa kendala yang menyebabkan budi daya menjadi tidak maksimal. Selain tingginya suhu, yang menjadi kendala adalah tingginya risiko kematian telur ikan, sehingga gagal berkembang. "Pengaruhnya banyak saat kemarau seperti ini. Kebanyakan di bulan pertama itu agak sulit karena suhu bisa lebih dari 41 derajat Celcius. Jadi, harus lebih teliti. Kalau produksi benih saat kemarau ini yang berhasil hanya 40 persen," kata dia.

Ia menambahkan peternak pun juga mempunyai cara untuk memastikan agar produksi benih tetap ada, yang salah satunya dengan teknik kawin suntik. Hal ini dilakukan karena jika kawin alami potensinya hanya sedikit yang berhasil. Sedangkan, untuk jenis ikan lele yang dibudidayakan mayoritas lele mutiara.

"Ada terobosan baru dengan kawin suntik. Jadi, tidak kawin alami. Itu bisa meningkatkan produksi. Yang alami potensi produksinya hanya 40 persen, kalau kawin suntik bisa hingga 70 persen," kata Yusron.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement