War Room
Seluruh teknologi digitali yang dimiliki saat ini dikendalikan dan dipantau melalui ruang Digital and Innovation Centre (DICE) Pertamina Hulu Rokan.
Totot mengatakan, DICE telah menjadi ‘War Room’ bagi PHR untuk berkonsentrasi mengawasi seluruh aktivitas pengeboran di Blok Rokan. Sedikitnya ada 28 Rig milik PHR yang digunakan untuk mengebor sumur-sumur baru serta 53 Rig lainnya untuk pekerjaan ulang sumur yang sudah ada.
Seluruh Rig tersebut, kata Totot, dipantau dari ruang DICE untuk mengetahui progres kinerja pengeboran. Tahun ini, PHR menargetkan pengeboran 500 sumur lebih dan harus dicapai untuk mengejar target produksi tahun ini.
“Mungkin Wilayah Kerja Rokan ini yang bekerja dengan 500 lebih sumur baru di Indonesia, maka perencanaan harus jalan. Kita rekam semua Rig bekerja seperti apa, kalau ada masalah, harus diselesaikan, semua kita tracking,” ujarnya.
Setelah pengeboran, DICE juga memantau progres produksi minyak dari sumur, pengaliran ke sejumlah Central Gathering Station (CGS) atau penampungan minyak, hingga ke kapal untuk dikirim ke Kilang Dumai.
Sementara itu, Rudi Gusrian Chandra, Team Manager CGS-10 di Lapangan Duri, Blok Rokan, menyampaikan, setiap harinya CGS-10 menerima 230 ribu barel fluida per hari dari sekitar 1.500 sumur.
Fluida tersebut kemudian diproses lanjutan untuk memperoleh minyak murni yang saat ini mencapai rata-rata 21,2 ribu barel per hari. Sementara, kandungan air yang terkandung diinjeksikan kembali ke sumur setelah melalui proses khusus. Injeksi dilakukan untuk menjaga kualitas sumur dan minyak yang akan dihasilkan.
“Dari sisi kami, tetap bekerja memelihara produksi karena Plant Operation Duri ini dibangun 1949, sehingga harus dijaga supaya tetap beroperasi. Kita mendukung produksi satu juta barel,” ujar Rudi.