Rabu 01 Nov 2023 19:29 WIB

IHSG Anjlok 1,63 Persen, Ini Analisis Penyebabnya

IHSG ditutup melemah 109,79 poin atau 1,63 persen ke posisi 6.642,42.

Red: Ahmad Fikri Noor
Foto pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/11/2023) sore ditutup melemah seiring adanya kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan bersikap hawkish pada Kamis (2/11/2023) dini hari waktu Indonesia. IHSG ditutup melemah 109,79 poin atau 1,63 persen ke posisi 6.642,42. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 13,46 poin atau 1,51 persen ke posisi 878,87.

“Kami memperkirakan, pelemahan IHSG disebabkan beberapa hal, antara lain pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dikarenakan sinyal hawkish dari The Fed,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana.

Baca Juga

Didit, sapaan akrabnya, melanjutkan, sentimen juga datang dari rilis data perekonomian China yang menunjukkan adanya perlambatan setelah rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang terkontraksi ke level 49.

Selain itu, investor masih cenderung wait and see terhadap The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang akan selesai pada Kamis (2/11/2023) dini hari waktu Indonesia.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor menurun yaitu sektor energi turun paling dalam minus 3,87 persen, diikuti sektor sektor barang baku dan sektor industri yang masing- masing turun minus 2,80 persen dan 1,71 persen.

Sedangkan, dua sektor terkoreksi yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 0,25 persen, diikuti sektor kesehatan turun minus 0,44 persen dan 0,25 persen. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TFAS, FWCT, MARI, DEWI dan PURI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni LEAD, PMMP, SGER, INKP dan ERAA.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.368.342 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,19 miliar lembar saham senilai Rp 11,81 triliun. Sebanyak 135 saham naik, 450 saham menurun, dan 165 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 742,89 poin atau 2,41 persen ke 31.601,69, indeks Hang Seng melemah 10,70 poin atau 0,06 persen ke 17.101,77, indeks Shanghai menguat 4,31 poin atau 0,14 persen ke 3.023,08, dan indeks Strait Times menguat 9,03 poin atau 0,29 persen ke 3.076,77.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement