Memasuki tahun politik 2024, menurut Katarina, investor sebaiknya melakukan strategi diversifikasi dalam berinvestasi. Pasalnya masih belum ada kepastian mengenai pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih.
Hal ini menyebabkan kebanyakan investor menunda investasi dan belanja modalnya, sehingga cukup membuat ekonomi tidak bisa bertumbuh secepat yang seharusnya. MAMI masih menperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sedikit di atas level lima persen.
Dengan lebih stabilnya suku bunga dan volatilitas, imbal hasil surat utang negara dan obligasi Pemerintah AS, Katarina menilai investasi di pasar obligasi akan sangat menarik. "Kebijakan suku bunga the Fed akan diikuti kebijakan suku bunga bank sentral lain sehingga dampaknya sangat positif ke pasar obligasi dan sangat diuntungkan," ujar Katarina.
Di sisi lain, diversifikasi ke instrumen saham terutama bagi investor yang memiliki profil risiko agresif dan jangka panjang juga perlu dipertimbangkan. Investor bisa memanfaatkan kesempatan untuk masuk ke pasar saham yang saat ini valuasinya sudah sangat baik, jauh di bawah rata-rata valuasi 10 tahun.
"Jadi, strategi diversifikasi adalah langkah yang paling tepat," kata Katarina.