Rabu 22 Nov 2023 12:33 WIB

Tutupnya BPR Diniliai karena Kalah Saing dengan Pinjol

Saat ini persaingan bisnis pembiayaan untuk usaha kecil ke bawah semakin ketat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (ilustrasi)
Foto: istimewa
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Hingga akhir tahun ini, tercatat sebanyak tiga bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat fenomena tersebut terjadi karena adanya persaingan yang harus dihadapi BPR. "Tutupnya BPR ini memang karena persaingan " kata Nailul kepada Republika.co.id, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, saat ini persaingan untuk bisnis pembiayaan untuk usaha kecil ke bawah semakin ketat. Hal tersebut diperparah dengan masuknya beberapa jenis pembiayaan dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini termasuk dengan adanya pinjaman online (pinjol) lembaga keuangan mikro, hingga pembiayaan multifinance," ujar Nailul.

Terlebih, Nailul menilai pembiayaan tersebut juga menggunakan teknologi untuk lebih banyak menjaring debitur. Hal tersebut menurutnya sangat berdampak kepada persaingan yang harus dihadapi BPR.

"Akibatnya BPR kalah bersaing dalam hal teknologi. BPR juga mempunyai keterbatasan dalam wilayah penyaluran sehingga bisa mencapai titik maksimum tertentu. Sedangkan yang lainnya tidak dibatasin oleh wilayah pelayanan," kata Nailul.

Sebelumnya, Nailul mengatakan, pertumbuhan pinjol di Indonesia meningkat 17 persen pada Desember 2022. Nailul menuturkan, pertumbuhan tersebut akibat dari lonjakan belanja online pascapandemi, terutama di kalangan pemuda yang cenderung konsumtif.

Dia menjelaskan, pada Juni 2023, pinjaman rata-rata yang berasal dari generasi muda berusia di bawah 19 tahun mencapai Rp 2,3 juta. Sementara untuk usia 20 tahun-34 tahun adalah Rp 2,5 juta.

Padahal, Nailul melanjutkan, pendapatan rata-rata generasi muda hanya Rp 2 juta per bulan. Dia menilai, masalah tersebut semakin memprihatinkan karena pendapatan pemuda lebih rendah daripada utang mereka dari pinjaman online.

Pada tahun ini, tiga bank perkreditan rakyat (BPR) mengalami kebangkrutan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga November 2023 tercatat melakukan pencairan penjaminan kepada PT BPR Bagong Inti Marga atau BPR BIM yang izinnya telah dicabut pada 3 Februari 2023, BPR Karya Remaja Indramayu atau BPR KRI dicabut izinnya pada 12 September 2023, dan terbaru, yaitu BPR Indotama UKM Sulawesibyang dicabut izinnya pada 15 November 2023.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Indotama UKM Sulawesi sejak 15 November 2023. Setelah putusan tersebut dikeluarkan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan proses pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah dan pelaksanaan likuidasi BPR Indotama UKM Sulawesi yang beralamat di Jalan AP Pettarani, Ruko Bisnis Center Blok B Nomor 17, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

"Dalam rangka pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah BPR Indotama UKM Sulawesi, LPS akan memastikan simpanan nasabah dapat dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Sekretaris Lembaga LPS Dimas Yuliharto dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (17/11/2023). 

Dimas memastikan, LPS akan melakukan rekonsiliasi dan verifikasi atas data simpanan dan informasi lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk menetapkan simpanan yang akan dibayar. Rekonsiliasi dan verifikasi dimaksud akan diselesaikan LPS paling lama 90 hari kerja sejak tanggal pencabutan izin usaha yaitu paling lambat pada 15 Februari 2024. 

"Pembayaran dana nasabah akan dilakukan secara bertahap selama kurun waktu tersebut," ujar Dimas. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement