EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Budi Gandasoebrata menilai kolaborasi antara industri teknologi finansial atau financial technology (fintech) dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) diperlukan guna mendorong inklusi keuangan di Tanah Air. Menurut Budi, kolaborasi keduanya saat ini sudah berjalan, akan tetapi masih perlu perlu terus didorong agar semakin banyak.
"Sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan fintech yang berkolaborasi dengan BPR," ujar Budi di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Budi menyampaikan, visi dan misi dari asosiasi serta regulator dalam mendorong inklusi keuangan di daerah terus digencarkan, termasuk melalui BPR yang berada di daerah. BPR yang berada di luar kota besar dinilai memiliki peran penting dalam mewujudkan inklusi keuangan.
"Pasti akan banyak kolaborasi, cuma bentuknya bagaimana kita perlu bergandengan tangan antara kita (asosiasi) dan regulator," tuturnya.
Ia menjelaskan kolaborasi fintech dan BPR memang dibutuhkan karena ada beberapa regulasi yang hanya diperuntukkan untuk perbankan, sedangkan fintech tidak bisa masuk sektor tersebut.
Untuk itu, lanjut Budi, kolaborasi menjadi salah satu bentuk inovasi antara fintech dan BPR agar bisa berdampingan dalam menjalankan usaha bersama.
"Jadi mau tidak mau pasti kolaborasi antara fintech dan BPR itu dibutuhkan," kata Budi.
Budi juga menampik bahwa adanya fintech bisa menekan BPR. Menurutnya, fintech justru bisa menjadi perpanjangan tangan bank dalam menyalurkan pembiayaan.
Untuk itu, kolaborasi antara fintech dan BPR harus dimaksimalkan, sebagaimana arahan regulator.
"Karena mereka mengerti pendanaan pasti tetap butuh perbankan, dan ketika di luar jangkauan ke daerah maka butuh peran fintech untuk merambah masyarakat luas baik di kota maupun perdesaan," ujar Budi.