EKBIS.CO, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) kuartalan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan, berdasarkan hasil survei tersebut, kinerja perbankan hingga 2024 masih akan terjaga.
"Outlook kinerja perbankan secara menyeluruh sampai dengan akhir 2023 dan 2024 diperkirakan masih akan terjaga dengan baik," kata Dian dalam pernyataan tertuisnya, Ahad (26/11/2023).
Per September 2023, kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96 persen secara tahunan. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 6,54 persen secara tahunan pada September 2023.
Dian menambahkan, ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada kuartal IV 2023 juga optimis dengan IEK sebesar 84. "Optimisme kinerja perbankan didorong ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan," kata Dian.
Menurut dia, optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada kuartal IV 2023 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup baik. Selain itu, juga dengan meningkatnya konsumsi dan masih terjaganya daya beli masyarakat.
Dari sisi penghimpunan dana, Dian menyebutkan, responden memperkirakan pada kuartal IV 2023, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik. Usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.
Baca juga: Syekh Isa, Relawan Daarul Quran di Gaza Syahid Sekeluarga dan Kisah Putri Dambaannya
"Hal ini tercermin pada kinerja sektor perbankan yang masih on track sesuai dengan rencana bisnis yang disampaikan ke OJK," ujar Dian.
SBPO kuartal IV 2023 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank dengan aset mencakup 94,87 persen dari total aset 105 bank umum.
Optimisme tersebut didorong ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.