EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan data kinerja industri asuransi umum Indonesia pada kuartal III 2023 tahun ini masih positif. Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang mengatakan, pembukuan premi industri asuransi umum pada kuartal III 2023 mengalami pertumbuhan sebanyak 10,1 persen secara tahunan dan pendapatan premi industri asuransi umum pada kuartal III sebesar Rp 73,5 triliun.
"Kinerja positif ini ditopang dari lini usaha utama, yaitu asuransi properti, asuransi kredit, dan asuransi kendaraan bermotor," kata Trinita dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Dia menjelaskan, perolehan premi asuransi proper dan lini usaha kendaraan bermotor masih terus mendominasi pangsa pasar industri asuransi umum. Trinita mengungkapkan, jumlah proporsi kedua lini usaha tersebut mencapai 45,1 peraen dari perolehan pencatatan premi industri asuransi umum pada kuartal III 2023.
Pangsa pasar terbesar selanjutnya diisi oleh asuransi kredit dan asuransi kesehatan. Trinita mengungkapkan, asuransi kredit dengan proposi sebesar 18,8 persen dan asuransi kesehatan 7,2 persen.
Dia menambahkan, asuransi harta benda masih menduduki posisi pertama untuk pangsa pasar terbanyak pada pencatatan premi kuartal III 2023 ini. Meskipun begitu, Trinita menegaskan pencatatan premi asuransi harta bendar tersebut terkontraksi jika dibandingkan dengan periode yang sama ditahun sebelumnya.
"Pada periode ini, lini usaha asuransi harta benda terkontraksi sebesar 9,3 persen. Ini karena hardening market yang berdampak pada menurunnya kapasitas dari Reasuransi yang dapat diserap. Oleh karena itu, banyak yang melakukan self insured," ujar Trinita.
Sementara itu, untuk lini usaha asuransi kendaraan bermotor, pertumbuhan positif dicatatkan pada kuartal III 2023. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022, lini usaha tersebut tumbuh 11,9 persen.
Menurutnya, perolehan premi dari asuransi kendaraan bermotor tersebut sebesar Rp 14,5 triliun dibandingkan kuartal III 2022 yang hanya Rp 13 triliun. Tentunya, Trinita mengayakan lini usaha tersebut masih tetap menjadi pangsa pasar terbanyak ke kedua karena faktor tumbuhnya retail sales untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Pangsa pasar ketiga yang juga mendominasi perolehan premi industri asuransi umum adalah lini usaha asuransi kredit. "Jika dibandingkan dengan perolehan sebelumnya pada kuartal III 2022, total Perolehan premi yang dicatat adalah sebesar Rp 10,7 triliun tapi pada periode ini lini usaha asuransi kreedit mengalami pertumbuhan positif yang mana total perolehan preminya sebesar Rp 13,8 triliun," kata Trinita.
Trinita mengungkapkan, faktor pendukung utama dari tumbuhnya pencatatan premi asuransi kredit tak lepas dari penyaluran kredit dari Bank Indonesia yang juga tumbuh pada seluruh jenis kredit yang disalurkan. Di samping itu, dia melanjutkan, pemerintah juga terus meningkatkan risiko penyaluran kredit agar tetap terjaganya pertumbuhan kredit untuk masyarakat Indonesia.