EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) selaku pemegang lisensi Pizza Hut mengaku sangat terdampak dengan adanya aksi boikot. Pizza Hut dituding pro Israel karena berasal dari Amerika Serikat (AS) yang mendukung genosida di Gaza, Palestina.
"Pastinya kami terdampak dengan adanya kejadian ini (aksi boikot)," kata Direktur Utama Pizza Hut Indonesia Hadian Iswara dikutip dari Laporan Hasil Public Expose yang dirilis pada Senin (4/12/2023).
Hadian tidak menjelaskan secara detail seberapa besar dampak atau kerugian yang diakibatkan oleh aksi boikot ini terhadap kinerja penjualan perseroan. Namun, sebelum mencuatnya imbauan boikot, kinerja perseroan memang dalam tren penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III 2003, Pizza Hut Indonesia mencatatkan kerugian Rp 38,95 miliar. Kerugian tersebut meningkat 9,74 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 35,49 miliar.
Kinerja perseroan semakin terpuruk dengan adanya aksi boikot dan unjuk rasa di beberapa wilayah. Perseroan menghadapi unjuk rasa di Aceh, Sumatera, Bulukumba, Sulawesi, Pamekasan, Madura.
"Kami sampaikan Pizza Hut Indonesia menghormati aspirasi demokrasi rakyat Indonesia dan kami memahami bahwa situasi yang terjadi berdasarkan pada rasa simpati kepada rakyat Palestina," ujar Sekretaris Perusahaan Kurniadi Sulistyomo.
Direktur Pizza Hut Indonesia Boy Ardhitya Lukito mengatakan aksi boikot tidak hanya menimpa Perseroan. Aksi boikot tetapi juga sejumlah pemegang lisensi lainnya yang dianggap terafiliasi Israel dan ini disebabkan lambatnya klarifikasi dari pemerintah.
"Pastinya kami terdampak dengan adanya kejadian ini tapi kami sudah berusaha untuk memberikan penjelasan baik di daerah-daerah melalui outlet kami ataupun pejabat-pejabat yang berwenang," ungkap Boy.