EKBIS.CO, TANGERANG -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) melihat inisiatif 'Road to Harbolnas' yang digelar di pusat perbelanjaan area Jabodetabek menunjukkan harmoni berjualan secara daring (online) dan luring (offline) dapat dilakukan beriringan oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Alasan Road to Harbolnas ini kami lakukan dengan berkolaborasi di pameran Mall to Mal untuk menunjukkan bahwa berjualan secara online dan offline itu bisa berjalan bersama-sama. Ini pertama kalinya karena tahun-tahun sebelumnya kedua program ini berjalan sendiri-sendiri," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim dalam konferensi pers 'Road to Harbolnas 2023' di Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (9/12/2023).
Isy menjelaskan, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), merupakan bentuk pemanfaatan positif inovasi teknologi informasi (TI) untuk mengembangkan potensi memperluas pasar UMKM. Menurut dia, pemerintah telah menerbitkan aturan yang telah ditingkatkan untuk membuat praktik berdagang di ruang digital semakin berpihak pada usaha-usaha besutan masyarakat lokal.
Beragam UMKM pilihan binaan Kemendag, dinas koperasi, serta dari idEA hadir di Summarecon Serpong yang menjadi lokasi acara 'Road to Harbolnas' dan menjajakan produk buatannya. Adapun Kemendag melaksanakan Harbolnas pada 10-12 Desember 2023 dan dikelola oleh idEA, menggandeng platform Lazada sebagai mitra bisnis dan BCA untuk mendukung pembayarannya.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga menjelaskan, Harbolnas 2023 menggandeng 500 peserta yang sudah terverifikasi dan berkomitmen memberikan diskon sampai 90 persen. Dengan jumlah peserta semakin banyak, idEA selaku penyelenggara Harbolnas memperkirakan terjadi kenaikan transaksi dibanding tahun lalu.
"Harbolnas kali ini, kami menargetkan transaksi Rp 25 triliun dalam kurun waktu tiga hari. Mudah-mudahan target itu bisa tercapai, kita men-setup target seperti itu karena dapat dukungan dari BCA dan Lazada," kata Bima.
Dia mengaku, Harbolnas yang sudah ada sejak 2012 baru dipegang idEA pada 2018. Pada awalnya, transaksinya baru satu digit di angka Rp 6-8 triliun. Kemudian pada 2020, melonjak signifikan sampai Rp 12 triliun. Pada 2021, kenaikan transaksi tidak sebesar sebelumnya. Pada tahun ini, Bima optimistis, target transaksi Rp 25 triliun bisa tercapai.
Pihaknya juga menargetkan Harbolnas bisa meningkatkan transaksi produk dalam negeri. Dengan begitu, produk lokal bisa semakin berkembang dan perekonomian Indonesia semakin meningkat. "Berapa target produk lokal terjual? Kita targetkan 70 persen," ucap Bima.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Liz Zeny mengakui, pelaksanaan Harbolnas pada tahun-tahun sebelumnya didominasi produk impor. Sehingga, diharapkan Harbolnas 2023, produk dalam negeri bisa merajai transaksi sekaligus mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Karena itu, ia mendorong pelaku UMKM bisa mengembangkan pasar penjualan dengan memanfaatkan online. "Kita harapkan 70 persen produk buatan anak bangsa yang terjual. Membangun UMKM perlu proses, misal jualan di online tidak ada yang beli, terus down, ini pemerintah bisa memotivasi agar mereka tidak menyerah," kata Liz.