EKBIS.CO, JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir, seruan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel masih terus dilakukan. Salah satu produk yang diserukan, yakni Pizza Hut.
Semenjak seruan boikot muncul, pergerakan saham Pizza Hut selama tiga bulan terakhir terlihat masuk ke tren penurunan. Pada siang ini, Senin (18/12/2023), berdasarkan pantauan Republika, pergerakan saham dengan sandi PZZA berada pada level 372.
Semenjak imbauan boikot dalam 2,5 bulan terakhir, dalam tiga bulan terakhir saham PZZA sempat berada di level 428 pada Oktober 2023. Hanya saja, memasuki akhir Oktober, November, hingga Desember terus menurun pada level 370.
Selama tiga bulan terakhir, saham PZZA terkoreksi hingga 11,48 persen. Bahkan, saham PZZA sempat menyentuh level terendah dalam satu tahun di posisi 366.
Emiten pengelola Pizza Hut PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), juga sudah buka suara mengenai aksi boikot. Direktur PZZA Boy Ardhitya Lukito mengatakan, isu boikot tersebut muncul secara tidak jelas.
"Karena kalau kita lihat dari Fatwa MUI dia normatif sebetulnya. Tapi ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang menggabungkan antara daftar yang beredar yang tidak jelas kebenarannya mengenai list perusahaan terafiliasi dengan Israel. Nah, terus digabungkan dengan Fatwa MUI sehingga akhirnya banyak masyarakat yang jadi salah mengerti bahwa daftar tersebut merupakan bagian dari fatwa MUI," Kata Boy dikutip dari risalah hasil Public Expose di Keterbukaan Informasi, dikutip Jumat, (8/12/2023).
Dengan isu tersebut, Boy mengakui Pizza Hut terdampak. Dengan adanya kejadian tersebut, Boy menegaskan perusahaan sudah berusaha untuk memberikan penjelasan baik di daerah-daerah melalui outlet ataupun pejabat-pejabat yang berwenang yang berkaitan baik MUI maupun dari Kementerian Agama dan lain-lain.
"Jadi mudah-mudahan dengan adanya klarifikasi, antara lain dari Wakil Ketua MUI, Tokoh-Tokoh Agama, Bapak Jusuf Kalla ada banyak beberapa yang mengklarifikasi itu bahwa itu tidak betul gitu tapi memang isu permasalahan ini sudah menjadi bola liar. Mudah-mudahan kedepannya ini Masyarakat Indonesia bisa lebih memahami permasalahan ini," ucap Boy.
Seperti ketahui, Israel masih terus melancarkan serangan-serangannya di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Israel menolak untuk melakukan gencatan senjata dan terus membombardir sejumlah area vital di Gaza.
Selama satu bulan terakhir, agresi yang dilakukan tentara Israel telah memakan korban lebih dari 11 ribu jiwa penduduk Palestina. Hal tersebut mengundang kecaman dari masyarakat di berbagai negara dunia.
Merespons hal tersebut, seruan boikot atas produk-produk yang memberikan dukungan kepada Israel pun bergulir. Seruan ini terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.