EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah di akhir perdagangan Jumat menguat setelah revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal III 2023.
"Rupiah menguat terhadap dolar AS setelah revisi data PDB AS kuartal III 2023 yang lebih rendah dari perkiraan," kata analis DCFX Futures Lukman Leong disiarkan ANTARA di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Lukman mengatakan PDB AS direvisi turun dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen. Investor juga menantikan data penting inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS malam ini.
Dengan perkembangan tersebut, ada kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed akan lebih lama menurunkan suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate (FFR) pada 2024. Menurut dia, probabilitas The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Maret 2024 telah naik menjadi 71 persen dibandingkan sekitar 60 persen sebelumnya.
Sementara dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 20-21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya atau BI-Rate sebesar 6 persen. Suku bunga deposit facility dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
Di samping itu, inflasi saat ini tetap terjaga dalam kisaran sasaran, yang ditunjukkan dengan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 terkendali pada 2,86 persen secara year on year (yoy). Dengan demikian, inflasi IHK tahun 2023 diperkirakan akan berada dalam kisaran tiga plus minus satu persen.
Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah menguat 41 poin atau 0,26 persen menjadi Rp 15.484 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.525 per dolar AS. Begitu pula dengan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp 15.489 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 15.533 per dolar AS.