Kamis 28 Dec 2023 22:08 WIB

Smelter di Morowali Terbakar Lagi

Saat ini, kondisi kebakaran sudah mereda dan tidak ada korban jiwa.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Situasi terkini bagian pabrik PT ITSS yang mana tungku  smelter No. 41 yang terbakar pada Ahad (24/12/2023) pukul 06.15 WITA berhasil dipadamkan oleh Tim Pemadam Kebakaran PT IMIP.
Foto:

Smelter Morowali Meledak

Tungku milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dilaporkan meledak pada Ahad (24/12/2023) pagi WITA. Dilaporkan puluhan pekerja menjadi korban meninggal dan terluka hingga dilarikan ke rumah sakit.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak pemerintah menghentikan sementara atau moratorium semua operasional smelter perusahaan asal Cina di Indonesia. Menurut dia, pemerintah harus mengaudit semua smelter tersebut secara ketat karena sering terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa.

"Audit, harus dilakukan secara profesional, objektif dan menyeluruh terhadap aspek keamanan dan keselamatan kerja. Jangan sampai ada pertimbangan politik dan pemerintah mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan itu," ucap Mulyanto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (24/12/2023).

"Sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar alat kerja di smelter-smelter milik Cina diimpor dari Cina juga. Bahkan sampai komponen terkecil seperti baut dan mur," kata Mulyanto menambahkan.

Oleh karena itu, sambung dia, perlu diketahui kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter. Mulyanyo khawatir apabila barang dan suku cadang yang dipakai di kawasan pabrik, sebenarnya tidak memenuhi syarat yang ditentukan.

"Ini ledakan terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter milik perusahaan China di Indonesia. Pemerintah agar sungguh-sungguh untuk menindaklanjuti kasus ini," kata politikus PKS tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement