EKBIS.CO, JAKARTA -- EVP Upstream Business PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Edwil Suzandi menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan PHR dalam menjaga produksi pada 2023, yakni dengan melakukan inovasi teknologi. Langkah itu guna meningkatkan produksi dari sumur-sumur migas Wilayah Kerja Migas (Blok) Rokan.
PHR terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik dan kinerja terbaik dalam operasi. Aktivitas ini memiliki tujuan mulia untuk pemenuhan energi nasional.
"Alhamdulillah saat ini kita menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia. Capaian rata-rata produksi pada 2023, PHR telah mencapai lebih dari seperempat produksi migas nasional dari areal BMN tanah yang dikelola seluas 50.800 hektare lebih," kata Edwil.
Edwil menjelaskan, lebih dari 59 juta barel produksi PHR pada liftring sepanjang 2023 terdiri atas Sumatran Light Crude dan Duri Crude. Seluruh lifting produksi PHR disalurkan ke kilang domestik Pertamina.
"Untuk mendukung pencapaian target lifting nasional, PHR memastikan keandalan peralatan, kesiapan personel serta kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan peraturan yang berlaku. Hal tersebut juga untuk mendukung operasi 24 jam terkait penimbunan dan penyaluran minyak mentah," kata Edwil lagi.
Dalam operasi WK Rokan tersebut, PHR juga bersinergi dengan SKK Migas dan PT Kilang Pertamina International (KPI) dalam memastikan seluruh minyak produksi PHR di tahun 2023 dapat terlifting dan disalurkan ke kilang-kilang Pertamina.
PHR merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018, mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021.
Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul. WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.
Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Fokus TJSL itu di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.