EKBIS.CO, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) terus memperkuat respons kebijakan moneter dan inovasi untuk meningkatkan efektivitasnya dalam memastikan terkendalinya inflasi. Selain itu juga untui memastikan tetap stabilnya nilai tukar rupiah.
"Respons kebijakan moneter tersebut terutama melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gunernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Januari 2024, Rabu (17/1/2024).
Di samping itu, Perry menuturkan Bank Indonesia terus mengoptimalkan berbagai instrumen moneter pro-market yang telah diterbitkan selama 2023. Instrumen tersebut yaitu SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk ke dalam negeri.
Lelang SRBI dan SVBI hingga 16 Januari 2024 masing-masing telah mencapai Rp 296,03 triliun dan 896,50 juta dolar AS. Instrumen SRBI juga telah secara aktif diperdagangkan di pasar sekunder tecermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp 75,44 triliun. Lelang SUVBI yang diterbitkan sebagai instrumen moneter valas telah mencapai 244 juta dolar AS hingga periode yang sama.
"Berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global," ujar Perry.
Transmisi kebijakan moneter juga berjalan dengan baik. Perry mengungkapkapkan, suku bunga pasar uang (IndONIA) bergerak dalam kisaran BI-Rate sebesar 5,81 persen pada 16 Januari 2024. Suku bunga SRBI tercatat menarik pada level 6,68 persen, 6,78 persen, dan 6,87 persen masing-masing untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada 15 Januari 2024 sehingga mendukung efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter yang pro-market.
Sementara itu, suku bunga perbankan tetap rendah dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang memadai serta kebijakan transparansi SBDK yang meningkatkan efisiensi suku bunga perbankan. Dengan kaitan ini, Perry menyebut, suku bunga deposito satu bulan dan suku bunga kredit pada Desember 2023 tercatat rendah masing-masing sebesar 4,69 persen dan 9,25 persen.
"Imbal hasil SBN tenor dua dan 10 tahun menurun seiring dengan ketidakpastian yang mereda," ujar Perry.