Kamis 25 Jan 2024 11:46 WIB

Menteri Bahlil Tegaskan, Nikel Masih Jadi Bahan Baku Mobil Listrik yang Dicari-Cari

Baterai yang tengah dikembangkan di Indonesia yaitu NMC.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia paparkan realisasi investasi sepanjang 2023 di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia paparkan realisasi investasi sepanjang 2023 di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, nikel masih menjadi bahan baku yang banyak dicari oleh produsen baterai mobil listrik. Ia pun membantah pernyataan terkait nikel yang disebut sudah tidak lagi digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik Tesla.

Sebelumnya, pernyataan itu dikatakan oleh mantan kepala BKPM Tom Lembong. Dalam sebuah podcast dia menuturkan, baterai mobil Tesla menggunakan Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Baca Juga

"Saya ingin mengatakan, tidaklah benar kalau ada seorang mantan pejabat, pemikir ekonomi atau siapapun yang menyatakan nikel nggak lagi jadi bahan yang dikejar-kejar investor untuk membuat baterai mobil," tegas Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Dirinya menjelaskan, memang untuk bahan baku LFP, fosfat, dan lithium tidak ada di Indonesia. Itu karena, yang ada di Tanah Air berupa kobalt, mangan, dan nikel. Ia menambahkan, kini pemerintah tengah fokus mengembangkan sumber daya alam dalam negeri, di antaranya nikel.

Pada kesempatan itu, Bahlil curiga informasi soal nikel yang tidak dipakai lagi itu digunakan untuk melobi pemerintahan selanjutnya agar tidak lagi melarang ekspor barang mentah. "Hati-hati loh! Ini saya menghubungkan. Jangan sampai di bangsa ini ada antek-antek asing untuk masuk merusak tatanan dalam kebijakan publik, bahaya ini," kata dia.

Bahlil menjelaskan, baterai yang tengah dikembangkan di Indonesia yaitu NMC. Bahan baku utamanya 80 persen nikel, dan sisanya mangan, kobalt, serta impor litium. Maka dirinya menegaskan, pernyataan soal nikel akan ditinggalkan, merupakan kebohongan publik.

Baterai LFP, sambung dia, merupakan bahan baku baterai mobil Tesla untuk jenis mobil yang berkualitas standar. Sedangkan untuk mobil berkualitas tinggi tetap menggunakan nikel.

"LFP itu hanya dipakai oleh Tesla kepada mobilnya yang standar, karena kualitas jarak tempuhnya itu lebih bagus ke nikel. Tesla sebagian juga masih memakai bahan baku nikel. Jadi jangan omon omon saja, bahaya negara ini dibuat-buat begini" kata Bahlil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement