CEO H&M yang baru Daniel Erver juga mengeluhkan terkendalanya pengiriman barang karena kisruh di Laut Merah.’’Tentu, kami ingin mengirimkan produk terbaik ke pelanggan pada waktu yang tepat. Kami prihatin dengan situasi sekarang,’’ katanya.
Ia menambahkan, soal tersendatnya pengiriman ini lebih penting dibandingkan melonjaknya tarif pengiriman, yang belum terlalu berdampak pada keuntungan. Namun, perusahaan juga sedang mengkaji alternatif pengangkutan melalui udara, meski lebih mahal.
‘’Kami telah berusaha mempercepat pengiriman pasokan tetapi kami memang kini rentan mengalami kendala,’’ kata Erver mengacu pada situasi di Laut Merah. Para analis di Bernstein melihat H&M dan Primark di antara yang paling terdampak.
H&M kini mengembangkan sumber pasokan di Eropa dan Amerika Latin. Selain itu berusaha menjaga stok. CFO H&M Adam Karlsson menargetkan inventoris barang antara 12 hingga 14 persen dalam kurun penjualan selama 12 bulan.
Mereka memang bergantung banyak pada pasokan produk dari pabrik di Asia serta lebih banyak menggunakan jalur laut. Sementara, Inditex, perusahaan pemilik mereka Zara menggunakan alternatif pengiriman melalui udara serta memilik pemasok lebih banyak di Eropa.
Selain Adidas dan H&M, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor pun terdampak. Geely, produsen mobil yang penjualannya terbesar kedua di Cina pada 22 Desember 2023 menyatakan penjualan mobil listrik mereka kemungkinan terdampak akibat pengiriman yang tertunda.
Beda lagi dengan Michelin produsen ban asal Prancis. Empat mereka di Spanyol berhenti sementara berproduksi pada 20-21 Januari karena terlambatnya bahan baku sampai di pabrik mereka. Penundaan produksi dilakukan juga oleh Suzuki di pabrik Hungaria.
Mereka berhenti pada 15 Januari kemudian kembali beroperasi pda 22 Januari akibat tertundanya kedatangan mesin buatan Jepang di Hungaria. Mereka menyatakan, pengiriman dialihkan rutenya melalui Tanjung Harapan, Afrika yang kelak berdampak pada harga jual.
Tesla memutuskan menunda sebagian besar produksinya di pabrik dekat Berlin, Jerman pada 29 Januari hingga 11 Februari akibat kurangnya persediaan komponen karena perubahan rute pengiriman semula melalui Laut Merah ke Tanjung Harapan.