EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan sebanyak 64,5 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air merupakan perempuan.
"Jadi kalau kita memberdayakan UMKM, secara bersamaan sebenarnya selain pemberdayaan ekonomi, tapi juga memberdayakan perempuan," ujar Teten saat menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Ia menyampaikan, merujuk data dari Organisasi Perempuan Dunia (UN Women) pada 2023, tercatat sebanyak satu dari tiga wanita di dunia merupakan pelaku usaha mikro, namun keuntungan rata-rata yang didapatkan oleh perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki.
Padahal, menurutnya, Global Entrepreneurship Monitor menyatakan bahwa perempuan memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
"Jadi bukan kurang rajin, tapi memang masuk di wilayah-wilayah tidak produktif," katanya pula.
Menkop UKM mengatakan alasan keuntungan yang didapatkan perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki dikarenakan alat penunjang kegiatan usaha, serta sektor yang ditekuni bukan merupakan sektor yang produktif.
Ia menyampaikan seharusnya para perempuan yang menjadi pelaku UMKM dapat memanfaatkan peluang dan potensi di sektor-sektor produktif nasional, seperti pertanian, perikanan, peternakan, serta perkebunan.
Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah khususnya di bidang agriculture dan aquaculture, serta adanya potensi permintaan global terhadap kebutuhan pangan yang kian meningkat.
"Konsumsi ikan dunia misalnya diperkirakan 20 persen lebih tinggi pada tahun 2023 ini kata Food Agriculture Organization (FAO), lalu kebutuhan pangan dunia diperkirakan juga 60 persen lebih tinggi pada tahun 2050," katanya lagi.
Adapun Kemenkop UKM mencatat pada tahun 2023, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional menyentuh angka 61 persen, sedangkan industri hanya menyumbang sebanyak 18 persen.
Selain itu, pada tahun 2024 Kemenkop UKM menargetkan sebanyak 30 juta UMKM memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).