Maka kapal-kapal itu juga menambahkan pesan ke profil pelacakan publik yang menegaskan mereka memiliki kru Cina di dalamnya atau tak mempunyai keterkaitan dengan perusahaan AS, Inggris, atau Israel. Demikian terungkap dari data pengapalan.
Perusahaan kontainer Israel, Zim memutuskan menjauhkan kapalnya dari Laut Merah. Perusahaan keamanan maritim Inggris, Dryad Global menyarankan kliennya menghindari kawasan Laut Merah hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
‘’Saya kaget, kapal berbendera atau dioperasikan AS dan Inggris masih transit di Laut Merah dan Teluk Aden. Mereka termasuk kategori paling berisiko yang potensial diserang,’’ kata CEO Dryad Global, Corey Ranslem.
Ia menambahkan, hanya kapal-kapal dari Iran, kapal yang dioperasikan atau berbendera Rusia dan Cina yang aman melewati kawasan itu.’’Houthi tak akan menyerang kapal berbendera atau berasosiasi dengan Rusia dan Cina, serta Iran,’’ ungkap Ranslem.
Houthi menegaskan selama perang Gaza belum berakhir, yang berarti Israel terus memborbadir Gaza, maka Laut Merah belum akan aman. Serangan Houthi ke kapal-kapal milik AS, Inggris, dan Israel bakal terus berlangsung.
Serangan Houthi sejak November 2024 membuat lalu lintas perdagangan antara Asia dan Eropa melambat dan menjadi alarm bagi negara-negara besar. Aksi mereka merupakan wujud solidaritas terhadap rakyat Palestina yang jadi korban genosida Israel.
Demi menghindari risiko serangan Houthi, banyak perusahaan memutuskan mengambil rute alternatif, yakni Tanjung Harapan, Afrika. Ada pula yang masih tetap melewati Laut Merah. Kapal-kapal yang memiliki kaitan dengan AS, Inggris, dan Israel.