EKBIS.CO, JAKARTA -- BNI Asset Management (BNI AM) menargetkan, bisa berada di posisi lima besar sebagai perusahaan manajemen investasi dengan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) terbanyak pada tahun ini. Sebelumnya pada tahun lalu, BNI AM berada di urutan keenam dengan total AUM sebanyak Rp 31,7 triliun.
Guna mencapai target tersebut, perusahaan pun menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya fokus menyasar pasar ritel.
"Target tahun ini, kami mengacu pada investor. Kami akan fokus untuk menambah porsi investor ritel dan naik meraih posisi lima besar perusahaan manajer investasi di Indonesia," ujar Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih kepada wartawan di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
BNI AM, kata dia, akan menggenjot partisipasi dari investor ritel pada 2024. Dirinya menjelaskan, walau dari sisi dana kelolaan lebih kecil, tetapi investor ritel berkontribusi cukup besar dari sisi pendapatan.
"BNI AM tumbuh pada 2023, salah satunya karena kemarin kita berubah bisnis model. Kalau dulu banyak institusi, tahun ini lebih banyak ritel. Secara AUM lebih banyak institusi. Tapi kalau revenue, ritel mulai gerogoti porsi institusi," jelasnya.
Putut menyebutkan, saat ini jumlah investor ritel perusahaan mencapai sekitar 400 ribu. BNI AM pun saat ini menggandeng 13 Agen Penjual Efek Reksa Dana (Aperd) fintech dan 11 Aperd sekuritas berbasis fintech yang memasarkan reksa dana melalui platform digital yang dimilikinya.
Kepercayaan Aperd kepada BNI AM dinilai terus meningkat. Tercermin dari bergabungnya empat Aperd baru di daftar rekanan pemasaran BNI-AM sepanjang 2023 yaitu Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Sayakaya, dan Buka Investasi Bersama (BIB).